Sukses

Bamsoet: Penembakan Ipda Dwiyatno Bentuk Ancaman Ke Polri

Anggota Komisi III DPR Bidang Hukum Bambang Soesatyo mengatakan, jajaran Polri di semua wilayah sebaiknya meningkatkan kewaspadaan.

Kasus penembakan terhadap anggota Polri di beberapa tempat oleh orang tak dikenal menunjukkan adanya ancaman terhadap anggota Polri meningkat. Menyusul penembakan terhadap anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak Ipda Anumerta Dwiyatno oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi III DPR Bidang Hukum Bambang Soesatyo mengatakan, jajaran Polri di semua wilayah sebaiknya meningkatkan kewaspadaan, serta bertindak tegas dan lugas terhadap anggota kelompok atau para terduga teroris.

"Kewaspadaan perlu ditingkatkan jajaran Polri, karena sejak Mei hingga Juli 2013. Selain penembakan sudah terjadi 3 kali, serangan bom dengan target fasilitas polisi," ujar Bambang Soesatyo kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (9/8/2013).

"Saya berpendapat bahwa derajat ancaman terhadap prajurit Polri di beberapa daerah cenderung meningkat. Saya yakin bahwa jajaran Polri sudah mengetahui potensi ancaman itu," imbuh politisi Partai Golkar ini.

Dia berharap, oleh karena itu, sangat penting bagi Mabes Polri untuk untuk menerbitkan perintah mengenai perlunya meningkatkan kewaspadaan itu.

"Sejalan dengan itu, toleransi terhadap kelompok-kelompok atau terduga teroris sudah waktunya diakhiri," ujar pria yang biasa disebut Bamsoet ini.

Bambang meminta pada pimpinan Polri untuk bertindak tegas terhadap pelaku garis keras. Tindakan tegas diperlukan untuk mengurangi potensi ancaman, baik terhadap prajurit Polri maupun ancaman terhadap masyarakat pada umumnya.

"Saya juga mencatat bahwa sejak Mei hingga Juli 2013 ini, sudah 3 kali jajaran Polri di daerah mendapat ancaman berupa serangan bom," beber Bamsoet.

Dijelaskannya, pada 13 Mei 2013, pos polisi di Jalan Mitra Batik Kota Tasikmalaya dilempar bom Molotov. Belakangan, diketahui tersangka pelempar bom itu adalah anggota kelompok teroris.

"Tersangka kasus itu tewas ditembak setelah sebelumnya menusuk anggota satuan lalu lintas Polres Tasikmalaya Kota, Aiptu Widartono," ungkap Bamsoet

Kemudian, pada awal Juni, Mapolres Poso di Sulawesi Tengah diserang pelaku bom bunuh diri. Dan, Sabtu 20 Juli dini hari kemarin, giliran kantor Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, diteror ledakan bom panci.

"Saya juga menduga teror ini masih berkait dengan peristiwa Mei lalu di Tasikmalaya," ujar Bamsoet.

Dia melihat dari 3 ancaman bom ini layak dilihat sebagai sebuah kecenderungan yang mengarah pada serangan terhadap prajurit Polri di berbagai lokasi yang memungkinkan.

"Itulah urgensinya memerintahkan seluruh jajaran Polri meningkatkan kewaspadaan," tutup Bamsoet. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.