Sukses

Kisah Mistis di Waduk Cacaban Warisan Soekarno

Sepotong kepala kerbau harus diarak, dan ditenggelamkan. Semalam suntuk mereka harus beritual.

Sepotong kepala kerbau harus diarak dan ditenggelamkan. Semalam suntuk mereka harus beritual. Begitulah setiap tahunnya, yang harus dilakukan oleh warga Kedungbanteng, agar Waduk Cacaban tak meminta 'tumbal' manusia.

Ritual itu mulai dilakukan pada 2002 lalu, sebab mahluk tak kasat mata, yang dipercaya sebagai penunggu Waduk Cacaban, mengajukan syarat pengarakan kepala kerbau, dan penenggelaman di waduk, dengan diiring doa, sebagai ganti tumbal manusia.

"Siang, sewaktu ritual. Kepala kerbau diarak, kemudian malam didoakan. baru paginya ditenggelamkan," kata Ketua Adat dan Budaya Pudjo Kasripin saat berkisah kepada Liputan6.com, di Tegal, Kamis (8/8/2013).

Pria dengan uban sebagai hiasan kepalanya itu bercerita bahwa setidaknya ada 2 mahluk tak kasat mata, yang turut menjadi penghuni waduk di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah itu. Mahluk itu biasa dia panggil sebagai Mbah Santi dan Brahma Sumandara.

Tapi tak semuanya jahat, kata Pudjo, hanya Brahma Sumandara yang kerap meminta tumbal manusia. Sedangkan si Mbah Santi, menurut Pudjo, hanya bertugas sebagai pemberi pesan saja melalui mimpi, bila si Brahma Sumandara meminta tumbal. Pudjo sang juru kunci jadi mediator.

Menurut Pudjo, pernah sewaktu-waktu sebelum 2002, ada beberapa orang yang dengan sengaja tak masuk Waduk seluas 928,7 hektar itu tanpa membayar retribusi. Orang itu berakhir dengan nyawa meregang. "Sebelumnya, saya dapat mimpi 3 yang akan jadi tumbal. Akhirnya kejadian," ujar Pudjo.

Akhirnya, negoisasi dilakukan. Doa-doa dipanjatkan melalui ritual. Kepala kerbau jadi persembahan untuk menolak bala. Menurut Pudjo, sejak dilakukan ritual itu pada 2002, tumbal manusia tak pernah diminta lagi. Namun, dia tetap mengimbau kepada seluruh pengunjung, atau waga sekitar, untuk berperilaku sopan dan tidak bertingkah diluar kewajaran.

Waduk Cacaban diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1952. Waduk ini sebenarnya berfungsi mengairi sawah-sawah di sekitarnya, namun juga difungsikan sebagai obyek wisata.

Letaknya tidak jauh dari Slawi, lebih kurang 9 km ke arah timur tepatnya di desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng, dan merupakan salah satu obyek wisata di daerah tersebut. Cacaban adalah objek wisata andalan di Kabupaten Tegal, selain Wisata Guci dan Pantai Purwahamba Indah. (Yog/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.