Sukses

Open House Vs Blusukan Lebaran

Cara berbeda yang dilakukan Presiden SBY dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama rakyatnya.

Ratusan orang mendatangi Istana Negara. Sang tuan rumah berdiri di 'singgasananya' menyalami para tamu. Di wilayah lain, justru warga menjadi tuan rumah, disalami oleh pemimpinnya.

Itulah cara berbeda yang dilakukan Presiden SBY dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama rakyatnya. SBY menggelar open house, Jokowi blusukan.

Ramah tamah antara SBY dan warga dimulai pukul 15.30 WIB, Kamis (8/8/2013). Warga yang datang masuk melalui pintu utama Sekretariat Negara untuk kemudian diarahkan ke halaman parkir yang tak jauh dari pintu masuk ke Kompleks Istana.

Setiap warga yang ikut open house diberi kartu tanda pongenal dengan warna berbeda untuk membentuk kelompok besar. Pengecualian adalah bagi warga yang mengenakan sandal karet atau sandal hotel.

Di dalam Istana, Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono langsung menyambut dan menyalami warga yang datang. Di antara warga yang hadir juga terdapat sejumlah penyandang cacat. Belasan penderita tuna netra dan pemandunya juga berkesempatan untuk bersilaturahmi dengan Presiden dan Ibu Negara.

Suka Cita Warga

Ribuan warga bersuka cita mendatangi Istana Negara. Mereka yang bersilaturahmi Lebaran dengan Presiden SBY juga punya niat dan tujuan berbeda. Mulai dari sekadar mau bertemu dan bersalaman dengan presiden, hingga yang hanya ingin menjejakkan kaki di Istana.

Salah satunya tingkah unik ibu muda bernama Irvi. Warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu terlihat sumringah saat bersalaman dengan SBY dan Ibu Ani sambil menggendong bayi perempuan berusia 1,5 tahun.

"Senang, karena ini pertama kali saya datang ke Istana Negara dan ketemu Presiden," ujar ibu dari bayi bernama Firzana.

Irvi mengatakan, tujuannya datang bersilaturahmi saat Lebaran karena dirinya pernah ngidam ingin bertemu Presiden SBY saat masih hamil. "Waktu hamil, saya pernah mimpi ketemu Presiden SBY, makanya saya ingin wujudkan mimpi itu dan kini sudah terkabul," jelas warga asli Lumajang, Jawa Timur, itu.

Sayang Irvi tidak sempat berbicara banyak dengan Presiden karena keterbatasan waktu. "Tidak bicara apa-apa, hanya salaman dan ngucapin selamat Lebaran, tapi saya sudah senang," imbuh Irvi.

Ada Prabowo

Tak hanya warga biasa, pejabat, dan duta besar negara sahabat yang menghadiri acara open house yang digelar Presiden SBY di Istana Negara. Sejumlah politisi lintas partai juga tampak hadir, salah satunya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Cuma maaf lahir batin saja, mungkin saya banyak dosanya," ujar Prabowo.

Prabowo mengatakan kehadirannya di Istana selain karena menghormati kepala negara, juga karena merasa punya hubungan baik dengan Presiden SBY. "Saya selama ini kan hubungan baik dengan Pak Presiden," tegas Prabowo.

Prabowo juga mengaku tak sempat membahas soal politik mutakhir dengan SBY. Selain waktu yang sangat sempit, momennya juga dirasa kurang pas.

"Sedang suasana Lebaran gini, masih banyak waktu, jadi sekarang Lebaran dulu," ujarnya sesaat sebelum menaiki kendaraan.

Blusukan Lebaran

Gaya berbeda ditunjukan Jokowi. Tak ada open house di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta. Jokowi justru berkunjung ke warga di 5 wilayah, yaitu di Daan Mogot, Pademangan Timur, Cipinang, Jagakarsa, dan Tanah Tinggi. Tetap blusukan saat Lebaran.

Jokowi berpendapat, sudah sepatutnya pemimpin yang menemui warga secara langsung untuk bersilaturahmi, terlebih saat momen Lebaran seperti ini. Sebab, sebenarnya pemimpin juga banyak melakukan kesalahan sehingga wajar jika meminta maaf kepada warganya.

"Sekarang dengan seluruh staf di Pemprov DKI. Ini selesai, nanti pindah ke kampung. Karena apapun, pemimpin itu banyak salahnya. Banyak kekeliruannya. Mungkin dalam buat kebijakan, memutuskan sesuatu. Sehingga perlu pemimpin minta maaf pada rakyatnya. Penting. Bukan rakyatnya yang ke kita," ujar Jokowi.

Mengenai pemilihan 5 lokasi tersebut, ia mengaku sebagai hasil pilihan stafnya untuk perwakilan warga. Warga di 5 kampung itu juga telah diberi tahu perihal kedatangannya.

"Kalau nggak diberi tahu, nanti saya ke sana, nggak ada orang, pulang kampung semua, ya gimana? Hehe. Hari ini semuanya 5 kampung. Ini mungkin ke Tanah Tinggi dulu. Yang dekat aja dulu," kata suami Iriana itu.

Setelah urusan di Jakarta selesai. Pria kelahiran 1961 itu juga mengaku akan mudik ke Solo untuk bertemu orang tuanya pada hari ketiga lebaran.

Makan Bersama

Saat blusukan di Kampung Tanah Tinggi RT 14 RW 01, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jokowi dan istrinya, Iriana, dihidangkan makanan oleh warga. Jokowi pun lantas menyantap menu Lebaran besama warga, yaitu sayur godog, ketupat, ayam opor, semur daging, dan telur pindang.

Seperti yang sudah-sudah, mantan Walikota Solo itu selalu dielu-elukan warga yang dikunjungi. "Om Jokowi, Om, Om Jokowi," seru anak-anak yang mengikutinya.

Tak hanya itu, Jokowi bahkan sempat diminta warga untuk saling suap dengan istrinya. Namun, ia menolak dengan alasan sudah tidak pantas lagi. "Suapin-suapin kayak ABG (anak baru gede) saja," ujar Jokowi terkekeh.

Salah seorang tetua di kampung tersebut, Ki Ajen Singamenggolo (83), lalu menyuguhi Jokowi dengan sebuah lagu yang berjudul 'Rumah Deret Tanah Tinggi'. Ya, memang Jokowi membangun rumah deret di kampung itu.

Ketika akan melanjutkan perjalanan ke kampung berikutnya, para warga meminta Jokowi untuk mencicipi kue-kue kering yang telah mereka sediakan. Jokowi pun sempat mencoba kue yang disuguhkan warga.

"Aduh, cukup, cukup. Gemuk nanti saya. Makasih, makasih kuenya," ujar Jokowi sambil berjalan ke mobil dinasnya.

Bagi-bagi Angpao

Saat mendatangi warganya, Jokowi tidak dengan tangan kosong. Ia membagi-bagikan angpao Lebaran.

Saar tiba di Kampung Utan Bahagia RT 01 RW 04 di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, warga setempat menyerbu mobil dinas Jokowi. Bahkan, salah satu bocah 5 tahun mencoba masuk ke dalam mobil mantan Walikota Surakarta itu.

Ketika mobil dinas bernomor polisi B 1124 BH itu akan melaju, bocah tersebut dengan sigap membuka pintu mobil Jokowi yang tidak terkunci. Melihat hal itu, salah seorang ajudan Jokowi pun langsung mengamankan situasi. Tetapi, kondisi malah semakin ramai karena warga baik bapak-bapak dan ibu-ibu semakin mengerumuni mobil Jokowi untuk mendapatkan THR.

"Hore dapat angpao dari Jokowi. Horeeee," ujar Manalu (48) warga Kampung Utan Bahagia RT 01 RW 04 di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, sambil melompat-lompat disamping mobil dinas Jokowi, Kamis (8/8/2013).

Pria berkaos singlet coklat itu mengaku sangat bangga mendapat THR senilai Rp 40 ribu karena ia peroleh langsung dari tangan Jokowi. "Bangga dan senang karena dapat uang langsung dari Bapak Jokowi. Hidup Pak Jokowi," ucap dia.

Seorang warga lain bernama Yani (33), berlari di samping mobil Jokowi untuk mendapatkan THR dari pria kelahiran 1961 yang sesekali membagikan sejumlah uang dari kaca mobilnya. Padahal mobil tersebut menyusuri gang sempit, namun warga tetap antusias.

Selain Jokowi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga bagi-bagi angpao Lebaran di Balaikota. Pantauan Liputan6.com, dengan ramahnya Ahok menyambut tamu yang datang di acara halal bihalal dan ingin berfoto dengannya di teras Balaikota.

Ketika melihat sekumpulan anak yang berada di sebelah Barat ruang jamuan di Gedung Balaikota, Ahok pun bergegas menghampiri mereka. Kemudian, Ahok pun mengeluarkan lembaran uang Rp 50 ribu dari kantong celananya. Dengan sangat antusias anak-anak itu pun menerima angpao dari orang nomor 2 di DKI itu.

"Jangan ribut ya, yang tertib. Yang sudah tidak boleh dapat lagi," ujar Ahok di Balaikota sembari membagikan THR kepada anak-anak itu.

Salah satu anak bernama Tara (10), yang bertandang ke Balaikota ditemani neneknya yang bernama Onyah (60) mengaku sangat senang ketika diberikan THR oleh Ahok. Menurut Onyah, ia tidak menyangka cucunya bisa mendapatkan THR dari Ahok.

Strategi Kampanye Capres

Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali menyatakan, gaya berbeda yang ditunjukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan tetap blusukan kala Lebaran adalah strategi kampanye calon presiden paling efektif. Menurutnya cara itu akan meningkatkan elektabilitas Jokowi.

Blusukan Lebaran ala Jokowi, nilai Effendi, juga sekaligus mempertajam perbedaan dengan SBY, yang tetap dengan gaya konvensional: open house. "Kalau mau jujur, ini (blusukan lebaran) strategi kampanye capres yang paling efektif," kata Effendi kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (8/8/2013) malam.

Blusukan Lebaran Jokowi, kata Effendi, terlihat apa adanya. "Jokowi memang aslinya tidak normatif, komunikasi informal, blusukan," ujar dia.

Blusukan, menurut Effendi, memang telah jadi modal Jokowi. Sehingga rugi apabila Jokowi mengubah strateginya tersebut. "Bahkan tinggal ditambah kreasinya, misal: tidak bikin open house, jadi pure blusukan, bahkan prasmanan disediakan di lapangan," ungkap Effendi.

Sedangkan untuk Presiden SBY, Effendi menilai bahwa sosok presiden aktif itu memang memiliki gaya yang formal. Sehingga, lanjut dia, jika SBY mengubah gayanya maka malah cenderung jadi kaku, tak natural.

"Jadi ya lebih baik tidak diubah secara besar-besaran," tukas Effendi. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini