Sukses

Antisipasi Teror, Kapolri Minta Anggota Tak Tugas Sendirian

Kapolri juga minta pengamanan di markas-markas polisi diperketat. Kantor polisi sudah jadi target teror.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Timur Pradopo meminta seluruh anggotanya mengantisipasi aksi teror yang menargetkan korpsnya. Hal ini menindaklanjuti kasus penembakan dua anggota Polri dalam dua pekan ini.

Menurut Timur, untuk mengantisipasi, ia meminta setiap anggota untuk tidak bertugas sendirian. "Anak-anak kita tidak ada yang bertugas sendirian pasti ada tandem baik pakaian dinas maupun tidak berseragam," kata Timur usai melaksanakan salat Idul Fitri di lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta (8/8).

Selain itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini juga meminta memperketat pengamanan di markas-markas Polri. Ia juga berharap agar masyarakat membantu Polri dalam memberikan informasi.

"Kita harus memanfaatkan potensi masyarakat untuk membantu dalam menjalankan tugas. Melakukan protect untuk di kantor-kantor, ada gate (pintu metal detektor) menjadi pintu awal masuk supaya selektif," ungkap Jenderal bintang empat ini.

"Untuk target-target, setiap polsek juga jadi target. Kemudian ini (perketat pengamanan) artinya bagian dari pencegahan."

Ancaman kepada anggota polisi di seluruh wilayah saat ini sedang meningkat. Rabu (7/8) dini hari, seorang anggota polisi dari Kepolisian Cilandak, Ipda Anumerta Dwiyanto, meninggal dunia akibat ditembak orang tak dikenal.

Sebelumnya, Anggota Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono, ditembak pelaku tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, pukul 04.30 WIB, 27 Juli 2013.

Selain personel, kantor polisi juga jadi sasaran. Pada 13 Mei 2013 pos polisi di jalan Mitra Batik, Kota Tasikmalaya dilempar bom Molotov.

Kemudian, pada awal Juni, Mapolres Poso di Sulawesi Tengah diserang pelaku bom bunuh diri. Dan, Sabtu (20/7) , giliran kantor Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, diteror ledakan bom panci. (Ein/Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini