Kala Momen Lebaran Jadi Barang `Mahal`

Aroma kemenangan semakin mendekat. Hanya tinggal sehari lagi umat muslim di Indonesia bakal merayakan Hari Raya Lebaran. Di saat sebagian besar masyarakat berbondong-bondong mudik untuk mengunjungi sanak saudara di kampung halaman, ada segelintir yang tak bisa merasakannya. Mudik saat Lebaran adalah barang mahal bagi mereka.

Komandan kapal patroli KP Kasuari 4013 AKP Buyung Wijianto adalah satu yang merasakan mahalnya momen Lebaran. Kewajibannya sebagai polisi air yang harus menjaga pertahanan, keamanan, dan ketertiban nasional di wilayah perairan Selat Sunda, sejak 2-7 Agustus 2013 menjadi jarak bagi Buyung dan keluarga tercinta.

Kadang rindu merayakan Lebaran bersama keluarga tak terbendung. Hasrat ingin pulang semakin menggebu-gebu. "Namanya keluarga, ya Mas. Pasti pengin ngumpul pas Lebaran," ujar Buyung saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (6/8/2013).

Rasa rindunya itu semakin membuncah saat Buyung menyesali kondisi dirinya yang tak bisa menemani sang istri ketika melahirkan anak pertama mereka pada Lebaran tahun lalu. Saat itu, Buyung tengah bertugas dalam operasi patroli yang digelar kepolisian.

Lebaran semakin terasa mahal ketika harus membiarkan si sulung yang tak sempat didengar tangisan pertamanya itu menghabiskan momen Lebaran hanya berdua dengan sang ibu di rumah mereka di Tulung Agung, Jawa Timur.

Namun, Buyung berjanji akan segera berkumpul bersama keluarganya setelah tugasnya patroli di Selat Sunda usai. Sejumlah cuti kerja akan diambilnya.

Hal yang dialami Buyung juga turut dirasakan anggota polisi dari Polsek Banten, Bripka Dino P. Dia harus berlebaran di Pelabuhan Merak, Banten. Setidaknya dia harus menahan rindu pada keluarga hingga sepekan ke depan.

"Tugas Mas, sampai H+5. Baru nanti ada libur," ujar Dino. (Ndy)