Sukses

Si Tua yang Setia Seberangi Selat Sunda

Kapal feri di Pelabuhan Merak berusia 30 tahun tetap beroperasi. Karena setiap tahunnya kapal tersebut selalu diperbarui.

Penuh karat, mengeluarkan asap hitam pekat, dan tampak tak terawat. Itu kesan awal ketika melihat sebuah kapal ferry yang bersandar mengisi lambungnya dengan kendaraan dan dek dengan penumpang, di dermaga Pelabuhan Merak, Banten.

Memang ternyata kapal-kapal itu memang tak muda lagi. Rata-rata sebuah ferry yang menyebrangi Selat Sunda setidaknya selama belasan tahun, bahkan ada yang puluhan tahun."Usia kapal ferry, rata-rata 15-25 tahun," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama cabang Merak, Sunaryo saat berbincang dengan Liputan6.com di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (6/8/2013).

Namun, menurut Sunaryo, usia sebuah kapal tidak menentukan kelaikan kapal. Pemerintah memberikan regulasi perawatan berkala bagi kapal yang setiap harinya mengangkut ribuan penumpang itu. Jumlah itu meningkat pada musim mudik. "Aturan di pemerintah dalam waktu 12 bulan harus menjalani docking dan itu harus tidak boleh ditunda dan wajib," kata Sunaryo.

Proses docking dilakukan dengan cara menaikan kapal keluar dari perairan, kemudian dilakukan pengecekan pada plat besi lambung kapal. Proses docking juga biasa disebut proses Ultrasonic Tightness Test (UTT) atau uji ketebalan plat kapal. "Proses UT itu untuk melihat ketebalan plat yang ada dikapal dan garis air, sedangkan proses UT itu sendiri bukan dari kita melainkan dari pemerintah," kata dia.

Sehingga, ketika dalam proses UT ditemukan ada plat yang telah menipis ataupun rusak termakan karat, maka akan segera dilakukan perbaikan. "Sebenarnya nggak ada kapal tua karena selalu diperbarui dan diperbarui," ujar dia.

Kemudian, untuk sektor mesin kapal, pengecekan dan perbaikan berkala juga dilakukan. "Ada namanya proses overhole untuk mesin," kata dia.

Proses overhole akan membongkar semua. Mulai dari jeroan-jeroan mesin dibongkar semua dan dilakukan pengecekan bagian mana sparepart yang sudah mengalami kerusakan atau aus, akan segera diganti. "Sebenarnya mesin kapal akan selalu baru karena kita selalu menggantinya yang baru," kata dia, menegaskan.

Standar keselamatan di dalam kapal, yang meliputi sekoci, jaket pelampung, wajib dipenuhi. Hal itu pun disertai pengecekan berkala sebagai standar keselamatan.

"Life jacket itu minimal 125% dari kapasitas penumpang, itu baru life jacket belum lagi yang namanya ILR (infetable life craft)," ujarnya, sembari menjelaskan bahwa ILR adalah sebuah pelampung yang bila dijatuhkan ke laut dapat mengembang jadi perahu. "Saya kira alat keselamatan itu sendiri lebih jauh melebihi dari kapasitas penumpang itu sendiri," ujar dia.

Selanjutnya, untuk nahkoda kapal selalu berjaga selama 24 jam dan tentunya dibawah nahkoda ada mualim, atau asisten Nahkoda. Menurut dia, kru-kru kapal tidak boleh turun dari kapal selama kapal layar dan berhenti. Sehingga tetap harus berada diatas kapal demikian juga dengan nahkoda dengan yang lain-lainnya.

Kemudian, untuk menghadapi Lebaran 2013, menurut dia, kapal-kapal milik perusahaannya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya, agar tampil prima dan telah diperiksa oleh syahbandar dan otoritas pelabuhan Banten maupun Bakauheni. (Frd/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini