Sukses

Prabowo: "Kalau Difitnah, Saya Akan Membela Diri"

Menurut hasil sementara FID, sembilan jenderal TNI dan puluhan orang sipil terlibat aksi peledakan malam Natal. Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto bakal membela diri jika difitnah.

Liputan6.com, Jakarta: Penyidikan kasus peledakan di malam Natal tengah diselidiki. Sejumlah rumor pun merebak. Menurut hasil temuan sementara Forum Indonesia Damai (FID), sembilan orang jenderal TNI dan puluhan masyarakat sipil terlibat dalam rentetan peledakan tersebut. Meski pemerintah mengaku belum memiliki bukti kuat, Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto bergeming. Dia mengaku bakal membela diri jika difitnah terlibat dalam kasus peledakan dan sejumlah tuduhan lainnya. Penegasan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat ini disampaikan dalam Dialog Liputan 6 di Studio SCTV Jakarta bersama Arief Suditomo, Rabu (17/01) petang.

Dalam pemahaman lulusan Akabri tahun 1974 ini, isu belakangan yang menyebut bahwa Presiden Abdurrahman Wahid menuduh keterlibatan dirinya juga tak benar. Sebab, menurut lelaki kelahiran Jakarta 17 Oktober 1951 itu, pernyataan Gus Dur diambil hanya sepenggal saja oleh pers. Alhasil, menurut Prabowo, terlansirlah bahwa mantan bos Pasukan Baret Merah (Komando Pasukan Khusus) sejak 1 Desember 1995 ini masuk barisan pucuk TNI yang berada di balik sejumlah peristiwa ledakan di Tanah Air, 24 Desember 2000.

Lantaran itu pula, pria yang lulus Akabri langsung terjun ke Timtim di bawah bendera RPKAD (nama Kopassus saat itu) dan langsung sukses ini mengaku bakal bersikap arif. "Saya tak ingin kehabisan energi hanya untuk melayani setiap rumor," kata komandan yang dikenal selalu memperhatikan kesejahteraan anak buahnya namun menolak kalau dianggap sering royal demi loyalitas anggota pasukannya, tenang.

Meski demikian, putra ketiga dari empat bersaudara Begawan Ekonomi Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo juga tak mengindahkan hak menjawab yang kini marak di era reformasi. Apalagi setelah dirinya dituduh dalam sejumlah peristiwa berdarah di Indonesia. "Hal-hal yang penting mesti diklarifikasi, sinyalemen yang sangat keji dan serius harus ditanggapi," kata sosok militer yang mengaku bahwa sepanjang hidup hanya bakal mengabdi untuk negara dan berpaham bahwa nyawa tentara hanya layak ditukar dengan kesetiaan kepada negara itu, bersungguh-sungguh.

Menurut menantu mantan Presiden Soeharto setelah menikahi Siti Hediyati Heriyadi Soeharto itu, ada kepentingan tertentu dengan ambisi politik sesuai asas Machiavelli -yang menghalalkan segala cara. Termasuk tuduhan dalam Peristiwa Trisakti, kasus Atambua, dan sejumlah peristiwa lainnya. Tindakan seperti itu, menurut sosok yang menempa dirinya menjadi seorang pemuda demokrat lewat menyimak sejumlah perdebatan di parlemen Inggris, adalah biadab. Sebab, tambah tentara yang namanya naik ke permukaan sejak berkarir dalam aksi penumpasan Fretilin di Timor Timur, rakyatlah yang justru menjadi korban.

Sayang, pria yang mampu menguasai bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda ini mengaku tak mengetahui soal hasil investigasi FID, termasuk untuk melayaninya. Sebab pria yang sempat mengikuti les bahasa Indonesia lantaran terlalu lama tinggal dibesarkan di Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Swiss, hingga Inggris ini, menyatakan bahwa tak ada dasar apapun soal keterlibatan dirinya. Termasuk tuduhan dalam Peristiwa Trisakti, Kasus Atambua, dan lain-lain.

Namun kalau saja dia difitnah, lelaki yang hobi membaca buku, terjun payung, dan panjat tebing namun pernah diturunkan pangkatnya gara-gara melanggar aturan di AKABRI ini mengaku bakal bergeming. "Kalau Difitnah, Saya akan membela diri," kata pria yang cukup dikenal sebagai pelari, perenang andal, dan hanya membutuhkan waktu 11 tahun untuk mencapai pangkat brigadir jenderal [dari letnan dua] itu tegas. Meski demikian, lulusan terbaik pendidikan militer dari US Army Special Force, US Army Infantry School, dan pendidikan antiteroris di Jerman Barat ini menolak dilibatkan dan tak mau berspekulasi soal pelakunya.

Menurut dia hubungan dirinya yang sempat aktif dalam kegiatan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia dengan Gus Dur pun tak berubah. "Hubungan kami tetap baik," kata mantan pucuk militer terlibat dalam operasi di Irian Jaya (penumpasan Organisasi Papua Merdeka, OPM) dan di Kalimantan (PGRS/Paraku) ini tandas. Jalinan itu terjadi baik sesudah maupun sebelum Gus Dur menjadi Presiden. Bahkan sosok yang dikenal pandai "mengambil hati" masyarakat Timtim lewat menjadikan puluhan putra daerah sebagai anak angkat ini, menyarankan ide sewajarnya. Bagi dia, perbedaan pendapat harus tetap sesuai jalur konstitusi. Termasuk soal kecaman pemerintahan Presiden Wahid.

Lantaran itu pula agaknya Prabowo tak mau pusing lagi soal politik. Dia bakal banting setir. "Saya mau sibuk di bisnis saja," kata Prabowo tersenyum tipis.(BMI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini