Sukses

Fenomena `Pertarungan` Antar Mantan Ajudan Presiden

Di era Soeharto, 3 mantan ajudannya menjadi Kapolri. Saat ini ada 3 mantan ajudan presiden berbeda yang berpeluang menjadi Kapolri.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengganti Kapolri Timur Pradopo. Hingga saat ini, terdapat 9 calon Kapolri. Diantara calon-calon tersebut, terdapat 3 calon yang merupakan mantan ajudan presiden. Mereka pun 'bertarung' memperebutkan posisi sebagai Kapolri, dan disebut-sebut berpeluang kuat.

3 Calon itu adalah Kepala Bareskrim Polri Komjen Sutarman, Kepala Lembaga Diklat Polri Komjen Budi Gunawan, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, Sutarman diketahui pernah menjadi ajudan mantan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Sedangkan, Budi Gunawan adalah ajudan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan. Sementara itu, Putut pernah menjadi ajudan Presiden SBY pada periode pertama.

Fenomena mantan ajudan presiden yang menjabat sebagai orang nomor 1 di kepolisian sudah ada sejak lama, tepatnya pertama kali ada pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Kala itu, ada 3 Kapolri yang merupakan mantan ajudan Soeharto. Mereka adalah Jenderal Kunarto yang menjabat tahun 1991 menggantikan Jenderal Mochammad Sanoesi. Sebelum menjadi Kapolri, Sunarto memiliki karir cemerlang, buktinya ia pernah menjabat Wakapolda kemudian Kapolda Metro Jaya.

Kemudian, ajudan Soeharto lainnya yang bernama Dibyo Widodo menjadi Kapolri pada 1996-1998. Dibyo terkenal dengan gayanya yang selalu merespon cepat setiap laporan masyarakat yang masuk ke polisi.

Selanjutnya ada Jenderal Sutanto, ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998. Ia menjadi Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.

Lantas, apakah Kapolri yang baru akan diisi oleh mantan ajudan presiden?

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Nasser mengatakan, fenomena mantan ajudan presiden menjadi Kapolri merupakan kebetulan belaka. "Ini hanya kebetulan saja, bekas ajudan presiden selalu jadi Kapolri bukan ukuran," ujar Nasser saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (31/7/2013).

Walau demikian, Nasser melihat ada poin plus yang dimiliki oleh para mantan ajudan presiden tersebut.

"Loyalitas menjadi salah satu faktor," imbuhnya.

Namun, secara terpisah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menyatakan calon kuat Kapolri adalah mantan ajudan presiden. "Sekarang orang menerka dan berhitung soal calon Kapolri. Apakah Presiden SBY akan memilih mantan ajudannya atau mantan ajudan presiden sebelumnya," kata Priyo.

Peluang Sutarman Kecil

Anggota Kompolnas lainnya, Edi Saputra Hasibuan memprediksi jika pergantian Kapolri dilakukan Januari mendatang, maka peluang Sutarman cukup kecil. Lantaran Sutarman akan pensiun 2 tahun lagi.

"Bukan tidak bisa. Tapi Sutarman agak berat karena kurang dari 2 tahun. Tapi jika Presiden menunjuknya, bisa saja," ungkap Edi.

Edi menjelaskan, aturan masa jabatan kandidat Kapolri tidak diatur dalam undang-undang. Namun idealnya minimal 2 tahun.

"Tergantung Presiden. Kami tidak tahu (Presiden) mau pilih siapa. Yang penting kami ajukan nama-nama seperti yang ada di media. Semua kandidat mempunyai peluang sama. Tidak ada yang (paling) kuat," terang dia.

Meski demikian, Sutarman memiliki sebuah catatan karir menarik karena 'mengekor' posisi Jenderal Timur Pradopo.

Pria kelahiran Sukoharjo itu diketahui telah 2 kali menempati posisi yang pernah dijabat Jenderal Timur Pradopo, yakni di Polda Jabar dan Polda Metro Jaya. Namun apakah ia akan kembali 'mengekor' posisi Timur kali ini? (Alv/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini