Sukses

Anggota DPR `Dekorasi`, Ketua DPR: Tangung Jawab Parpol

Partai harus menjadikan banyaknya anggota Dewan yang tidak bekerja sebagai pelajaran dalam penentuan calon legislatif ke depan.

Ketua DPR Marzuki Alie menilai partai politik paling bertanggung jawab terhadap anggota Dewan yang tidak aktif alias hanya menjadi 'dekorasi'. Partai harus menjadikan banyaknya anggota Dewan yang tidak bekerja sebagai pelajaran dalam penentuan calon legislatif ke depan.

"Saya sudah berkali-kali menyampaikan. Bagaimana partai mengambil tanggung jawab persoalan anggotanya yang ada di DPR," kata Marzuki ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (31/7/2013).

Menurut dia, untuk ke depannya kaderisasi harus dilakukan oleh partai secara profesional. Harus ada proses penjenjangan karier di dalam partai.  "Baru kemudian yang sudah memenuhi syarat secara profesionalisme," ujar dia.

Marzuki menjelaskan, sebetulnya pendapat soal ini bisa beragam. Keberagamannya itu tergantung bagaimana partai menyikapi dalam pencalonan legislatif. "Artinya partai mencalonkan orang yang kredibel tidak asal comot, bukan sekadar asal comot, bukan hanya kapital besar," tegasnya.

Sehingga, tambah dia, yang terpilih adalah calon yang benar-benar kredibel. Tetapi masalahnya, kata Marzuki, kondisi sekarang selalu berkutat pada akibat. "Kita ngga pernah melihat sebab kenapa, padahal harus dicari sebabnya, bukan akibat, orang disalahin, lihat akar persoalan," tutur Marzuki.

Pernyataan 'dekorasi' ini disampaikan Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya, yang menilai ada kerugian penggunaan sistem suara terbanyak dalam menentukan caleg yang berhak duduk di kursi DPR. Kerugian itu adalah kualitas anggota parlemen yang buruk.

Tantowi mengaku pada Komisi I yang jumlah anggotanya 50 orang, hanya 20 orang saja yang kerja. Sehingga, menurut dia, sisanya itu hanya 'dekorasi'. Hal itu, kata Tantowi, adalah sistem yang perlu ditinjau ulang.

Penetapan calon harus menggunakan peran keterlibatan parpol kalau tidak pada 2014 penghuninya akan sama saja. Solusi yang ditawarkan, lanjut Tantowi, perlunya kaderisasi yang tepat agar masyarakat memilih kader karena kemampuannya, bukan karena partainya. (Eks/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini