Sukses

100 Orang Tewas dalam Bentrok Mesir, Membentuk `Kolam Darah`

Bentrokan terjadi di sekitar Masjid Rabaa al-Adawiya. Selain korban nyawa, sekitar 1.000 orang terluka.

Pertumpahan darah kembali terjadi di Mesir menyusul keputusan pengadilan untuk menahan mantan Presiden Mohammed Morsi selama 15 hari. Para pendukungnya yang marah menuntut kekuasaan dkembalikan pada Morsi. Sementara penentangnya merayakan penahanannya itu.

Baik pendukung dan penentang Morsi menggelar demo besar-besaran Jumat 26 Juli malam. Bentrok pun tak terelakkan. Seperti dilaporkan BBC, lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi di sekitar Masjid Rabaa al-Adawiya. Tetesan darah memenuhi jalan.

Seorang dokter di rumah sakit lapangan dekat dengan lokasi protes, Hesham Ibrahim mengatakan, hanya dalam waktu 8 jam, 100 nyawa melayang -- kebanyakan akibat luka tembak di dada dan kepala para korban.

"Dan lebih dari 1.000 orang terluka dan dirawat di sini," kata dia. Beberapa 'Kolam darah' bisa ditemukan di rumah sakit itu. Paramedis yang bekerja sudah tak sanggup lagi menerima limpahan korban luka yang terus berdatangan.

Pertempuran berlangsung malam hingga pagi waktu setempat. Udara pekat dipenuhi gas air mata, para demonstran muntah-muntah. Tembakan senapan otomatis masih terdengar.

Sebelumnya, Kepala Angkatan Bersenjata, Jenderal Fattah al-Sisi meminta pendukungnya turun ke jalan untuk memberikan mandat bagi intervensi militer.

Dan pada Sabtu dini hari waktu setempat, Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim telah bersumpah untuk mengakhiri aksi menduduki masjid yang dilakukan pendemo pro-Morsi. Ia berdalih, warga sekitar mengelukan keberadaan para pendemo.

Namun, belum jelas apakah bentrok yang terjadi di sekitar masjid adalah upaya pasukan militer untuk membersihkan area tersebut.

Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad el-Haddad mengatakan, "Militer tidak menembak untuk melukai, mereka ingin membunuh."

Nyawa juga melayang di kota utama kedua Mesir Alexandria. Setidaknya 10 orang tewas dalam bentrokan antara faksi yang bertikai.

Morsi ditahan atas tuduhan merencanakan serangan penjara di tahun 2011, di masa pemberontakan yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak. Morsi dan beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin lari dari penjara Kairo pada Januari 2011. Menurut versi jaksa, atas bantuan pihak luar, termasuk Hamas. (Ein/Mut)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.