Sukses

Agum Gumelar: Hina SBY, FPI Harus Introspeksi Diri

Menurut Agum, FPI seharusnya tidak berlindung di balik agama atas perbuatan yang mereka sudah lakukan.

Lontaran keras Ketua Umum FPI Habib Rizieq yang menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pecundang mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Termasuk mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Agum Gumelar.

Agum yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan ini menilai FPI harus mengintrospeksi diri atas penghinaan terhadap orang nomor 1 di Indonesia itu.

"Hina presiden, apa benar tindakan seperti itu? Dari 10 orang saya tanya, semua menyatakan untuk membubarkan FPI. Pendapat umum ya seperti itu. Jadi saya berharap FPI untuk introspeksi ke dalam dengan ketulusan hati," kata Agum di Menara Kadin Indonesia, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).

Menurut Agum, FPI seharusnya tidak berlindung di balik agama atas perbuatan yang mereka sudah lakukan. "Agama tidak pernah mengajarkan kebencian, malah semua mengajarkan saling hormati sesama," ujarnya.

Mertua pebulutangkis Taufik Hidayat ini juga mengatakan umpatan yang dilontarkan Habib Rizieq sangat tidak pantas. "Apa ini efek dari alam kita yang sangat bebas. Sudah berpuluh-puluh tahun merdeka, baru kali ini merasakan kebebasan yang teramat bebas sampai bisa caci-maki presiden tanpa risiko," terangnya.

Dengan keadaan Indonesia yang bebas sekarang, lanjut dia, harusnya FPI lebih mampu mengendalikan diri dalam menggunakan kebebasannya. "Nikmati kebebasan dengan bisa mengendalikan dengan baik. Jangan jadi liar," cetus Agum.

Ketua Umum FPI Habib Rizieq dalam situs resmi FPI video yang diunggah ke laman YouTube menyebut massa FPI bukan bentrok dengan warga. Melainkan dengan preman pelacuran yang menjaga lokalisasi di tempat itu. Menurut Rizieq, para preman langsung memprovokasi masyarakat bahwa FPI membunuh warga.

Lalu dalam pernyataan tertulis melalui situs resmi FPI, Rizieq menilai SBY tidak bersikap sebagai negarawan. Sebab SBY semangat dalam membicarakan FPI terkait bentrokan di Kendal, tapi bungkam terhadap sikap pelaku preman pelacuran bersenjata dan tempat pelacuran yang buka siang malam di bulan Ramadan.

"Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita, tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat," kata Rizieq dalam keterangan tertulisnya. (Riz/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.