Sukses

Ribuan Mahasiswa Menentang Kedatangan Bush

Mereka secara tegas menolak kunjungan Bush karena dianggap terlalu memojokkan umat Islam, khususnya di Indonesia. Mahasiswa menilai kehadiran Bush sama sekali tidak membawa manfaat bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Unjuk rasa menentang kedatangan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush serentak digelar ribuan mahasiswa di beberapa kota di Tanah Air, Selasa (21/10). Di Jakarta, sekitar 500-an aktivis dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) turun ke jalan. Mereka menentang kedatangan Bush ke Bali, Rabu besok. Mahasiswa menuntut Presiden Megawati Sukarnoputri menolak tegas segala jenis intervensi AS dan meminta Mahkamah Internasional mengadili George Bush sebagai penjahat perang karena mengintervensi Irak.

Mahasiswa KAMMI melakukan long march mulai dari Bundaran Hotel Indonesia sampai di depan Kedutaan Besar AS. Di sini, para pengunjuk rasa sempat melakukan aksi melempar tomat ke arah Gedung Kedubes yang mendapat penjagaan ketat aparat keamanan.

Aksi serupa juga digelar ratusan mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur. Unjuk rasa ini digelar di depan Konsulat Jenderal AS. Dalam orasinya, mereka dengan tegas menolak kehadiran Bush di Bali. Mereka menilai justru AS-lah sebagai biang teroris.

Penolakan yang sama juga dilakukan mahasiswa di Bangkalan, Madura. Para mahasiswa ini mengutuk kebijakan Negeri Paman Sam yang menindas negara miskin. Karena itu, mereka meminta pemerintah Indonesia menolak kehadiran Presiden Bush.

Sementara demonstrasi anti-Amerika juga berlangsung di Yogyakarta. Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta dan Himpunan Mahasiswa Islam MPO Yogyakarta secara tegas menolak kunjungan Bush tersebut. Mahasiswa menilai Bush terlalu memojokkan umat Islam, khususnya di Indonesia dengan sikapnya yang sangat berlebihan dan arogan. Aksi di Kota Gudeg ini diwarnai dengan pembakaran bendera AS.

Kehadiran Bush pun ditolak mahasiswa KAMMI dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mataram serta HMI di Semarang, Jawa Tengah. Mahasiswa menilai kehadiran Bush sama sekali tidak membawa manfaat bagi Indonesia. Penolakan ini dipancarluaskan melalui Radio Republik Indonesia setempat. Di Jambi, pengunjuk rasa menggelar aksi dengan turun ke jalan serta menuju DPRD setempat sambil membentangkan poster dan spanduk. Demonstran meneriakkan yel-yel dan kecaman terhadap Presiden AS yang dianggap tidak layak menginjakkan kaki di Indonesia. Alasannya, Bush adalah penjahat hak azasi manusia nomor satu di dunia.

Di sisi lain, pengamanan di Hotel Patra Bali semakin diperketat menjelang kehadiran Presiden Bush ke Bali, Rabu Besok. Pengamanan kedatangan orang nomor satu di AS ini melibatkan personel TNI dan Polri serta aparat keamanan dari Negara Adidaya. Dan mulai Selasa hingga Kamis mendatang, tamu yang diperkenankan masuk hanya anggota delegasi dari kedua negara. Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto sempat meninjau langsung persiapan keamanan tersebut, tadi siang [baca: Panglima TNI Memeriksa Pengamanan Bandara].

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Bush akan bertemu dengan Presiden Megawati Sukarnoputri pada pukul 11.00 WITA selama 20 menit. Setelah makan siang, Bush dan Megawati juga akan menerima beberapa tokoh lintas agama selama 30 menit. Hampir dipastikan, pertemuan ini akan berlangsung tertutup. Sebab, wartawan hanya diberi kesempatan meliput selama 15 menit saat press briefing.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini