Sukses

Dianggap Sukses, KPK Diganjar Ramon Magsaysay Award

Penghargaan Raymond Magsaysay yang diraih KPK juga menjadi penghargaan untuk masyarakat.

Dianggap berhasil dalam aksi melawan korupsi di Indonesia dan penegakkan hukum terhadap pejabat yang korup tanpa ragu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meraih penghargaan Ramon Magsaysay.

"Organisasi ini terbukti independen dan sukses mengkampanyekan gerakan anti korupsi di Indonesia dengan mengombinasikan upaya penegakan hukum, terhadap pejabat yang berbuat salah. Didukung cita-cita reformasi sistem tata kelola dan kampanye edukatif terhadap seluruh warga Indonesia agar waspada, jujur dan aktif," dikutip dari situs Ramon Magsaysay Award pada Kamis (25/7/2013).

KPK menjadi pemenang mewakili Indonesia dalam kategori lembaga pemerintah, sedangkan penerima lain adalah Ernesto Domingo yaitu seorang dokter yang melakukan misi sosial melalui bidang medis di Filipina. Selain itu ada Habiba Sarabi, yaitu perempuan yang menjadi gubernur pertama di Provinsi Barnyan di Afghanistan.

Penerima lainnya adalah Shakti Samuha, sebagai organisasi masyarakat yang berjuang dalam gerakan antiperdagangan manusia di Nepal dan Lahpai Seng Raw. Ia juga merupakan perempuan pendiri organisasi kemasyarakatan untuk masalah kesehatan, pertanian dan perdamaian di provinsi Kachin, Myanmar.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, penghargaan itu juga menjadi penghargaan untuk masyarakat, lembaga swadaya masyarakat antikorupsi, dan media massa yang memerangi korupsi bersama KPK.

"Penghargaan itu merupakan penilaian pihak Raymond Magsaysay dalam melihat kinerja sejak awal berdiri KPK hingga kini, kami hanya menjalankan tugas pemberantasan korupsi secara sunguh-sungguh, independen dan tanpa pandang bulu," ujar Bambang.

Selain itu, sambung Bambang, penghargaan tersebut menjadi pengingat supaya kerja KPK berada di rel yang benar dan bisa memenuhi harapan masyarakat sehingga bisa berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik.

Para penerima penghargaan Ramond Magsaysay itu akan mendapatkan sertifikat, medali, dan uang tunai yang akan diberikan dalam upacara pemberian penghargaan pada 31 Desember 2013 di Manila, Filipina.

Penghargaan Ramond Magsaysay sering dianggap sebagai penghargaan Nobel versi Asia, yang sejak 1957 diberikan kepada mereka yang dianggap memiliki integritas dalam pemerintahan, gigih untuk memberikan pelayanan umum, dan mendorong masyarakat yang demokratis di Asia.

Sebelumnya, penerima Ramond Magsaysay Award dari Indonesia antara lain pendiri LSM Telapak di bidang pelestarian lingkungan dan hutan, Ambrosius Ruwindrijarto (2012), perempuan penyedia listrik di lokasi terpencil Tri Mumpuni (2011), pegiat antikorupsi Teten Masduki (2005), mantan presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (1993), sastrawan HB Jassin (1987), Mochtar Lubis (1958), Pramoedya Ananta Toer (1995), dan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1971). (Ant/Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini