Sukses

Khofifah: Ada `Politik Kartel` yang Membuat Kami Tak Lolos

Khofifah Indar Parawansa menilai ada politik borong suara dan politik kasino dalam upaya penjegalan dirinya maju dalam Pilkada Jatim.

Khofifah Indar Parawansa menilai ada politik 'borong suara' dan politik kasino dalam upaya penjegalan dirinya menjadi Calon Gubernur Jawa Timur. Akibatnya, Khofifah dan pasangannya Herman S Sumawiredja gagal menjadi kandidat cagub-cawagub Jawa Timur.

"Ada yang menarik dalam proses perjalanan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Ada politik borong partai atau politik kartel," kata Khofifah di kantor kuasa hukumnya, Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Pada pertemuan 6 Mei 2013 lalu di Jakarta, 8 partai pendukung Khofifah terus dihubungi kubu lawan, yakni kubu Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa). Tujuannya, kata dia, agar mereka memindahkan dukungan kepada pasangan Karsa.

"Dalam pertemuan silaturrahmi yang berubah menjadi testimoni, para pimpinan partai pendukung saya diteleponi 3 kali sehari seperti minum obat. Mereka ditelepon dijanjikan begini-begini agar memindahkan dukungannya ke pasangan Karsa," lanjutnya.

Khofifah menyebutkan, bahkan tak hanya politik kartel tapi juga politik kasino. Dia mengungkapkan partai non-parlemen yang mendukungnya terus dibujuk dan ditawari sejumlah uang agar memindahkan dukungan. Selain nilainya besar, ada ancaman bagi partai yang tak mau memindahkan dukungan.

"Tak hanya politik kartel, tapi ada politk kasino. Mereka ditawari uang. Tidak mau, naik lagi (jumlahnya). Sampai ada yang ditawari Rp 2 miliar. Kalau tidak mau memindahkan dukungan diancam akan dibunuh," tegasnya.

Semua bukti-bukti itu akan disampaikan pada sidang Pengadilan Tata Usaha Negara dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang akan digelar pada Kamis 25 Juli besok. "Ini hanya penguat awal, bukti lengkap akan kami sampaikan di DKPP dan PTUN," jelas dia.

Menjegal atau Cari Dukungan?

Untuk itu, Khofifah menilai usaha lawan politiknya tersebut bukanlah mencari dukungan. Tapi penjegalan terhadap diri dan pasangannya agar tak  lolos mengikuti Pilgub Jawa Timur. "Niat bukan untuk cari dukungan tapi untuk membuat pasangan kami tidak lolos," ucap dia.

Khofifah menyebutkan, pasangan Soekarwo-Saiful (Karsa) sebenarnya sudah memiliki suara 60,1 persen dari partai yang duduk di parlemen. Ditambah beberapa partai non parlemen sejumlah 7,8 persen. Jadi total 67,9 persen suara sudah dimiliki. Namun, lanjutnya, kubu pasangan itu tetap ingin mengambil dukungan dari pasangan Khofifah-Herman. (Ali/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.