Sukses

Jubir Presiden: Mesir Takkan Jadi Suriah Kedua, Barat Bohong!

"Mereka agen pengkhianat. Media asing dan juga negara Barat telah menyebarkan kebohongan terkait revolusi ini."

Mesir tengah mengalami transisi pasca-pelengseran Presiden Mohamed Morsi oleh militer. Angkatan bersenjata, yang mengkudeta Morsi, telah membentuk pemerintahan sipil sementara. Menunjuk Ketua Mahkamah Konstitusi yang baru menjabat 2 hari, Adli Mansour sebagai presiden ad interim.

Namun hingga saat ini kubu Partai Ikhwanul Muslimin yang mendukung Morsi tak terima dengan penjungkalan Morsi. Isu perang saudara pun berembus kencang. Bisa jadi Suriah yang tengah dilanda perang antar-rakyat sendiri.

Menyikapi hal itu, juru bicara presiden transisi Mesir, Ahmed Al Musalamani mengatakan krisis Mesir tidak akan sampai terperosok seperti perang saudara di Suriah. "Mesir tidak akan menjadi Suriah kedua," kata Musalamani di Kairo, seperti dikutip dari Ahram Online, Rabu (24/7/2013).

Dia menegaskan bahwa siapa saja yang mendorong Mesir ke arena perang saudara berarti dia adalah pengkhianat negara. "Mereka agen pengkhianat. Media asing dan juga negara Barat telah menyebarkan kebohongan terkait revolusi ini," tegas Musalamani

Pernyataan jubir presiden peralihan itu disampaikan untuk menanggapi rumor yang santer terdengar di masyarakat setempat adanya kemungkinan timbulnya "Jaisy Al Hurr atau Tentara Pembebasan" untuk melawan pemerintah seperti apa yang terjadi Suriah.

Menurut rumor itu, ada di kalangan tentara merasa tidak nyaman kudeta militer yang diprakarsai Menteri Pertahanan/Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatah Al Sisi.

Al Sisi melengserkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli setelah demo besar oposisi anti-pemerintah pada 30 Juni dan mengangkat Ketua Mahkamah Konsititusi Adly Mansour sebagai presiden transisi.

Musalamani menjelaskan Presiden Mansour tengah melakukan kontak intensif dengan semua kekuatan politik termasuk kubu Islam dari Ikhwanul Muslimin untuk rekonsiliasi nasional guna mengakhiri krisis.

Dalam pidato memperingati HUT Revolusi 23 Juli pada Senin malam, Presiden Mansour kembali mengimbau semua pihak untuk rekonsiliasi nasional dalam membangun negara demokrasi hakiki.

Namun, Ikhwanul Muslimin pendukung Morsi menolak rekonsiliasi nasional dan tetap menuntut agar keabsahan Presiden Morsi dikembalikan.

Sementara itu, bentrokan sporadis antara pendukung dan anti-Morsi terus terjadi di Kairo dan berbagai kota provinsi sejak Morsi dilengserkan.

Tercatat lebih dari 150 orang tewas dalam sebulan terakhir setelah 9 orang tewas pada Senin dan Selasa akibat bentrokan sporadis di beberapa tempat, termasuk aksi lempar batu di dekat Bundaran Tahrir menewaskan 3 orang. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.