Sukses

Eksekutor Lapas Cebongan Serda Ucok Jarang Menembak

Keterangan itu disampaikan oleh terdakwa lainnya, Serda Sugeng Sumaryanto, yang juga menjadi terdakwa kasus penyerbuan LP Cebongan.

Terdakwa yang menjadi eksekutor 4 tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Serda Ucok Tigor Simbolon, ternyata jarang menembak saat melakukan latihan di lereng Gunung Lawu. Keterangan itu disampaikan oleh terdakwa lainnya, Serda Sugeng Sumaryanto, yang merupakan teman satu tim saat latihan perang hutan di Gunung Lawu

"Saat berlatih di hutan, Ucok jarang menembak," kata Sugeng saat memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Selasa (23/7/2013).

Pada latihan di lereng Gunung Lawu itu, Ucok, Sugeng, dan Koptu Kodik yang juga menjadi terdakwa kasus penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, menjadi pendukung latihan yang berperan sebagai penimbul situasi (bulsi).

Sementara, menurut Koptu Kodik, saat latihan di Gunung Lawu tersebut masing-masing diberikan senjata AK-47 dari Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus). "Masing-masing dibekali dua magazine lengkap dengan amunisinya," kata Koptu Kodik.

Menurut Kodik, setelah mendengar mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono yang telah pindah tugas di Kodim Kota Yogyakarta dianiaya preman kelompok Marcel Cs pada 20 Maret, serta kasus pengeroyokan di Hugos Cafe yang menewaskan anggota Kopassus Serka Heru Santoso, Ucok terlihat sangat emosi.

"Ini terlihat ketika latihan ada peserta latihan yang salah dan mendapatkan hukuman. Sebenarnya bukan kewenangan Ucok untuk memberi hukuman tapi ditindak dengan berlebihan," kata Koptu Kodik.

Sementara, Ucok mengaku kepergiannya ke Yogyakarta hanya untuk mencari Marcel Cs, bukan untuk mencari pelaku penganiayaan Serka Heru Santoso, yaitu Dicky Cs. "Sejak awal saya mencari Marcel Cs, tidak pernah terpikir Dicky karena sudah ditangani polisi," kata Ucok.

Tidak berbeda dengan keterangannya dalam sidang-sidang sebelumnya, Ucok menceritakan bagaimana saat dirinya datang ke Lapas IIB Cebongan, Sleman itu. "Saat masuk ke dalam ruang tahanan (A5), ada suatu besi mengarah ke kepala saya, kemudian saya hindari tapi tetap kena bahu kanan saya," katanya.

Karena merasa diserang, secara reflek ia langsung menembak orang di depannya. "Saya tidak tahu siapa yang melemparkan besi itu. Langsung saya tembak orang di hadapan saya, kemudian di sebelah kanan saya dengan posisi jongkok saya tembak, dan di kanan depan ada tiga orang. Senjata saya macet. Sugeng datang dan saya rebut senjatanya. Ada satu gerakan yang mengagetkan di pojok kamar mandi kemudian saya tembak," papar Ucok.

Dalam persidangan sebelumnya, Ucok mengaku sangat syok usai mengeksekusi tersangka pembunuhan Serka Heru Santoso tersebut. Bahkan, Ucok mengaku gemetar setelah menembak 4 tersangka pembunuhan Heru itu. (Ant/Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.