Sukses

Mapolsek Rajapolah Dibom, DPR: Akibat Kebencian Masyarakat

Pengeboman Mapolsek Rajapolah yang ditujukan kepada pihak kepolisian terjadi akibat dari munculnya rasa kekesalan masyarakat.

Bom panci rakitan meledak di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Sabtu dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB. Sejumlah anggota yang sedang piket jaga terkejut mendengar suara ledakan tersebut. Tak ada korban jiwa akibat insiden itu.

Anggota Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum, Syarifuddin Suding menilai, banyaknya kekerasan seperti teror bom yang ditujukan kepada pihak kepolisian terjadi akibat dari munculnya rasa kekesalan masyarakat terhadap pola penanganan aparat kepolisian dalam bertugas.

Menurutnya, aparat kepolisian saat ini lebih mengedepankan sikap represif ketimbang sikap persuasif dalam bertugas. Sehingga memunculkan rasa kesal, benci, dan dendam yang mendalam kepada masyarakat terhadap institusi Polri, seperti yang terjadi pada pengeboman Mapolsek Rajapolah.

"Boleh jadi karena penanganan yang dilakukan kepolisian tidak mendapatkan simpati dari masyarakat. Maka muncul rasa-rasa kebencian dan muncul rasa permusuhan," kata Suding saat ditemui di acara buka puasa bersama di Kantor DPP Partai Hanura di Jalan Tanjung Karang Nomor 7, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2013).

Oleh karena itu, Suding yang juga merupakan Ketua Fraksi Partai Hanura DPR ini, meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan evaluasi yang mendalam dalam melakukan operasi dan bertugas. Dengan lebih mengedepankan pola-pola persuasif, sehingga bisa menghilangkan rasa permusuhan terhadap institusi Polri sendiri.

"Pihak kepolisian harus melakukan evaluasi diri dalam melakukan pola-pola penanganan. Karena institusi kepolisian ini merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam konteks keamanan hukum dan sebagainya," imbuhnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, jenis bom yang diledakkan berdaya rendah dan tidak mengeluarkan suara ledakan besar. Lantaran bom itu tidak meledak sempurna.

"Tidak ada ledakan keras, hanya mengeluarkan suara seperti mercon atau petasan," ujarnya.

Menurut dia, Polda Jabar hingga tim Detasemen Khusus Antiteror 88 sudah melakukan langkah pengamanan. "Petugas dari Polres Tasik, Polda Jabar, dan Densus 88 sudah di lapangan sejak dini hari tadi," terangnya.

Selain pengamanan, petugas juga sudah mengumpulkan keterangan beberapa saksi. "Karena kejadiannya sekitar pukul 02.00 WIB yang bertepatan dengan jadwal sahur, maka banyak orang yang mengetahui kejadian tersebut," jelasnya.

Berdasarkan keterangan para saksi, pelaku diduga berjumlah 2 orang dengan menggunakan sepeda motor. "Pelaku sementara dari keterangan saksi berjumlah 2 orang. Menggunakan sepeda motor, mengenakan pakaian hitam, dan helm," pungkas Martinus. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini