Sukses

PBB Gadang Puan Jadi Cawapres, PDIP Balik Ajak Yusril Jadi Kader

"Kita menghitung hasil perolehan partai, kalau Anda jadi pemenang pemilu, mau nggak jadi nomor dua?" kata Ganjar.

Partai Bulan Bintang (PBB) tak malu-malu berbicara untuk memasangkan Ketua Dewan Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra dengan Ketua FPDIP Puan Maharani. Pasangan tersebut disiapkan untuk menghadapi kompetisi Pemilihan Presiden 2014 mendatang.

Menanggapi hal itu, PDIP tak mempermasalahkannya. Sebab PDIP saat ini sedang memantau perkembangan UU Pilpres, yang masih menjadi polemik di DPR tentang ambang batas pencalonan presiden, yaitu 20 persen presidential threshold.

Namun, PDIP mempunyai tawaran menarik juga bagi PBB, "Barangkali lebih menarik kalau Pak Yusril masuk ke PDIP," kata politisi PDIP Ganjar Pranowo di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/7/2013).

Selain memantau perkembangan UU Pilpres di Parlemen, lanjut Ganjar, PDIP sedang menunggu hasil pemilihan legislatif (pileg). Menurut dia, hasil suara pileg yang akan menentukan kemana arah PDIP ke depannya.

"Kita menghitung hasil perolehan partai, kalau Anda jadi pemenang pemilu, mau nggak jadi nomor dua?" cetus Ganjar, yang telah menjadi Gubernur terpilih Jawa Tengah itu.

Setelah hasil pileg, lanjut Ganjar, PDIP baru menentukan sikap, termasuk untuk koalisi. "Tentu banyak yang harus dibicarakan dahulu, seperti yang bersifat ideologis atau 4 pilarlah kata almarhum Pak Taufiq Kiemas," kata dia, sembari menjelaskan sama sekali belum ada pembahasan masalah capres-cawapres di partainya.

Ketua Umum PBB MS Kaban pada Rabu 17 Juli kemarin tak malu-malu memasangkan Yusril dengan Puan sebagai pasangan calon capres dan cawapres, dengan sebuah perumpaan.

"Ingat sejarah China. Mata uang Yuan yang bisa lawan AS, artinya Yusril sama Puan. Jadi tidak apa-apalah kalau PBB koalisi dengan PDIP," kata Kaban.

Pada Pemilu 2009 lalu, PDIP meraih posisi ketiga dengan raihan suara 14,03% dan menduduki 95 kursi parlemen. Sedangkan PBB hanya 1,79% suara, tanpa kursi parlemen. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.