Sukses

`Satpol PP` China Pukuli Pedagang Buah Hingga Tewas Picu Geger

Chengguan tak lagi populer bagi masyarakat Cina setelah serangkaian insiden kekerasan.

Sebuah kasus yang melibatkan "chengguan" atau petugas keamanan perkotaan -- mirip Satpol PP -- terjadi di China. Polisi sedang menyelidiki kematian seorang pedagang buah di China. Menyusul laporan ia tewas akibat dipukuli dalam sebuah razia.

Korban, Deng Zhengjia, yang berusia 50-an tahun, meninggal dunia Rabu kemarin di Chenzhou City, Hunan.

Ia dilaporkan dihantam anak timbangan, dalam keributan dengan chengguan. Demikian dikabarkan Xinhua, seperti dimuat BBC, Kamis (18/7/2013).

Rusuh di Desa Linwu, Chenzhou, terjadi setelah korban dan istrinya, "mencoba menjual semangka hasil kebun mereka di pinggir sungai yang pemandangannya indah, di mana petugas keamanan melarang pedagang," demikian dilaporkan Xinhua.

Sementara dalam pernyataannya, pemerintah Linwu mengatakan, petugas yang berpatroli menemukan Den dan istrinya, Huang Xixi, "mendirikan kios semangka yang melanggar hukum."

Kericuhan muncul saat petugas meminta mereka pergi. "Aparat, untuk sementara, menyita empat dari semangka mereka dan meminta keduanya menjual di tempat lain."

Namun, masih versi pemerintah setempat, pasangan itu "menghina" petugas yang memergoki keduanya tetap berjualan di tempat yang sama, 50 menit kemudian.

"Aparat mencoba berdebat dengan perselisihan berubah menjadi konflik fisik. Dan dalam insiden itu, Deng Zhengjia tiba-tiba rubuh dan meninggal," demikian ujar pernyataan itu.

Kasus tersebut kini sedang diselidiki oleh pemerintah setempat dan aparat kepolisian.

Sementara, koran China, Guangzhou Daily mengatakan, "masih terlalu dini untuk menyebut aparat chengguan  memukuli petani semangka itu hingga tewas."

"Namun, bagaimanapun, faktanya korban meninggal saat berselisih dengan chengguan. Kalaupun kiosnya melanggar, tak ada alasan sama sekali menggunakan kekerasan untuk menangani pria sepuh berusia 50 tahun lebih."

Chengguan tak lagi populer bagi masyarakat China setelah serangkaian insiden kekerasan.

Pada Juli 2011 lalu, kematian pedagang kaki lima difabel yang dilaporkan dipukuli aparat keamanan perkotaan memicu rusuh di Provinsi Guizhou.

Kontroversi di Dunia Maya

Sejumlah warga Linwu juga menggelar protes Rabu kemarin, menentang tindakan chengguan.

Kematian penjual buah itu juga memicu kemarahan di situs mikroblog Sina Weibo -- semacam Twitter. "Saya marah! Tak ada satu orang pun yang berhak menginjak-injak kehidupan orang lain. Siapa yang memberi chengguan hak untuk menyepelekan nyawa seseorang? Apakah uang pajak yang kita bayarkan digunakan untuk mendukung para pelayan publik atau segerombolan serigala," tulis I Am Tian Dalin.

Sementara pengguna Wen Linhui, seorang perempuan, menulis, apapun hasil otopsi, apakah korban punya faktor yang mengarah pada kematiannya, tak bisa dipungkiri chengguan memukulnya dengan anak timbangan.

"Hari-hari ini banyak chengguan tidak memperlakukan petani dan pedagang sebagai manusia. Meski saya pribadi berpikir, penjaja liar merusak pemandangan kota ... masalah harus diselesaikan, tapi harus dengan mempertimbangkan rasa kemanusiaan."

Banyak pengguna Weibo yang skeptis terhadap penyelidikan yang dilakukan pemerintah lokal. Paling-paling yang jadi kambing hitam adalah pegawai honorer chengguan.

"Polanya selalu sama: pertama pemimpin menyatakan keprihatinan, lalu menyerukan adanya investigasi. Lalu, setelah emosi keluarga korban stabil, investigasi akan menyatakan 'pegawai honorer' yang bertanggung jawab." (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.