Sukses

Gara-gara Suap Impor Sapi, Elektabilitas PKS Merosot Lagi

Elektabilitas PKS berdasarkan hasil survei PDB Januari lalu sebesar 2,9%. Dan menurun pada survei yang dilakukan Juni lalu, menjadi 1,2%.

Hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) menyatakan elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengalami kemerosotan. Kasus impor daging sapi yang menyeret nama mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dinilai sebagai salah satu penyebab merosotnya elektabilitas partai yang kini dipimpin Anis Matta itu.

"PKS turun karena kasus korupsi menjadi pertimbangan publik dalam memberikan penilaian," ujar Ketua PDB Didik J Rachbini saat merilis hasil survei PDB di Jakarta, Rabu (17/7/2013).

"Selain itu, merosotnya elektabilitas PKS juga disebabkan publik sudah tidak terlalu memperhatikan latar belakang suatu partai. Apakah berlatar belakang ideologi, agama, dan nasionalis," ucapnya.

Didik menyebut, elektabilitas PKS berdasarkan hasil survei PDB Januari lalu sebesar 2,9%. Sementara elektabilitas PKS berdasarkan survei PDB bulan Juni lalu hanya sebesar 1,2% saja.

Selain PKS, survei PDB ini juga mencatat perolehan elektabilitas partai lain. Di antaranya yakni PDIP meraih sebesar 14,53%, Partai Golkar 14,1%, Partai Demokrat 9,4%, Partai Gerindra 8,89%, Partai NasDem 3,33%, PAN 2,56%, PPP 2,31%, PKS 1,2%, Partai Hanura 1,03%, PBB 0,34% dan PKPI 0,09%.

Survei digelar dari 11 Juni sampai 18 Juni 2013 dengan menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuisioner terstruktur yang dilakukan di kediaman responden. Wawancara dilakukan terhadap 1.200 responden dari 30 provinsi seluruh Indonesia dengan margin of error sebesar 2,8 persen.

Usia responden minimum 17 tahun atau sudah menikah dan dipilih secara acak (probability sampling). Cara penarikan sampel acak bertingkat mencakup semua kecamatan, 10 responden setiap kelurahan atau desa. (Ndy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini