Sukses

[VIDEO] 12 Kecamatan di Kendari Terendam Banjir, Aktivitas Lumpuh

Banjir tersebut memutus jalur transportasi antar 6 kabupaten dan melumpuhkan aktifitas warga.

12 Kecamatan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara terendam banjir. Banjir tersebut memutus jalur transportasi antar 6 kabupaten dan melumpuhkan aktivitas warga.

Seperti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (16/7/2013), sejumlah fasilitas umum ikut terganggu. Bahkan banjir di bantaran sungai, mencapai atap rumah. Sedangkan di kawasan pemukiman, ketinggian air mencapai dada orang dewasa atau sekitar 70 cm.

12 Kecamatan yang terkena dampak banjir adalah Kecamatan Andonohu, Kadia, Mandonga, Kota Lama, Kampung Salo dan Wua-wua. 6 Kecamatan lainnya yakni Baruga, Kemaraya, Lepo-lepo, Pohara, Wanggu, dan Moramo.

"3 Kecamatan dilaporkan menjadi lokasi banjir terparah, yakni Kecamatan Wanggu, Moramo dan Pohara. Di tiga kecamatan tersebut, terdapat 3 sungai besar yang meluap hingga kepemukiman warga. Ribuan rumah warga terendam banjir," ujar Sarniami, salah seorang warga yang menjadi korban banjir.

Hampir 70 persen wilayah Kendari terendam banjir dengan ketinggian air mulai 50 cm hingga 1 meter atau mencapai atap rumah.

Selain memutus jalur transportasi antar kabupaten dan melumpuhkan aktivitas warga, banjir tersebut juga membuat pelayanan umum tak beroperasi. Belum ada keterangan resmi dari pemerintah terkait bencana banjir itu. Tenda-tenda darurat juga belum didirikan karena banyaknya titik banjir.

Banjir terjadi sejak Selasa subuh. Sungai besar di sejumlah kecamatan meluap karena hujan deras yang terjadi sejak 3 hari lalu tanpa henti. Makin parah karena buruknya sistem pembuangan air di sejumlah pemukiman warga.

Kini, para korban banjir masih berusaha mengevakuasi benda dan barang berharga milik mereka.

Sementara dikabarkan terdapat 2 kecamatan yang terisolasi. Warga belum bisa dievakuasi, masih harus menunggu pihak terkait turun ke lokasi.

Hingga berita ini diturunkan belum ada korban jiwa atau warga yang dinyatakan hilang. Namun kerugian dapat dipastikan mencapai miliaran rupiah. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini