Sukses

Enam Jenazah Anggota Kopassus Dimakamkan

Enam dari delapan jenazah personel Kopassus yang tewas di Lhoseumawe saat HUT ke-58 TNI dimakamkan di sejumlah kota. Pangkoops TNI mengaku sudah membentuk tim investigasi.

Liputan6.com, Purwakarta: Pemakaman jenazah enam dari delapan anggota Komando Pasukan Khusus yang tewas saat latihan persiapan HUT ke-58 TNI di Lhokseumawe, Aceh, dilakukan Selasa (7/10) siang di sejumlah kota. Di Purwakarta, Jawa Barat, dan Surakarta, Jawa Tengah, penguburan jenazah Prajurit Kepala Mohammad Sosi Suhendra dan Prajurit Satu Sigit Prasetyo Hendarto berlangsung dalam suasana emosional.

Dari pemantauan SCTV, kehadiran jenazah Praka Mohammad Sosi Suhendra disambut tangisan ibunya yang bernama Aning Setyaningsih. Dia mengaku sangat sedih. Harapannya melihat anaknya meraih kebanggaan bersama Pasukan Kopassus pupus bersamaan dengan tibanya peti jenazah berisi tubuh putranya di rumahnya di kawasan Kampung Sawit, Purwakarta.

Selain keluarga dan tetangga, pemakaman almarhum lelaki kelahiran 1980 itu dihadiri ratusan kerabat almarhum. Jenazah Sosi dikubur di samping makam sang ayah di tempat pemakaman umum setempat.

Suasana serupa juga terlihat saat pesawat yang membawa jenazah Prajurit Satu Sigit Prasetyo Hendarto tiba di Bandara Adi Sumarmo Surakarta. Keluarga almarhum tak mampu menahan kesedihan tatkala Komandan Resor Militer Surakarta menyerahkan jasad Sigit kepada mereka. Sigit lahir 24 tahun silam dan bergabung dengan Kopassus pada 1998. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti Surakarta.

Dua jenazah anggota Kopassus lainnya tiba di Bandar Udara Djuanda Surabaya, Jawa Timur, siang tadi. Kedua jenazah itu adalah almarhum Sersan Satu Slamet Budiono dan Prajurit Kepala Chairul Anam. Suasana haru menyelimuti upacara penyambutan. Begitu peti jenazah keluar dari perut pesawat Hercules A 1317 yang berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, keluarga korban tak mampu menahan tangis. Begitu juga dengan rekan-rekan almarhum yang lain [baca: Dua Jenazah Anggota Kopassus Tiba di Surabaya]. Jenazah Sertu Slamet Budiono langsung dibawa ke rumahnya di kawasan Pamekasan, Madura. Sedangkan jenazah Praka Chairul Anam dibawa ke Kondangwetan, Pasuruan, Jatim, untuk dimakamkan.

Jasad Sersan Dua Maksum asal Kediri dan Pratu Sudiono asal Madiun juga tiba di Bandara Iswahyudi, Madiun. Keduanya langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Mari, ayah Maksum tak kuasa menahan haru saat mendekati jenazah putranya yang masuk Kopassus pada 1993. Dia berharap TNI bisa mengusut tuntas kematian putra sulungnya.

Seperti diberitakan, delapan anggota Kopassus dari Detasemen 81 Antiteror yang tergabung dalam Detasemen Cakra dalam perayaan HUT ke-58 TNI ini tewas saat mengikuti latihan manuver Stabilize Tactical Air Building Operation (Stabo) atau teknik turun dari ketinggian di Lhokseumawe, Sabtu pekan silam. Stabo adalah semacam operasi yang digunakan untuk mengevakuasi pasukan keluar dari daerah sasaran musuh secepatnya. Stabo dilakukan manakala sebuah helikopter sulit mendarat di daerah yang rawan.

Namun, saat helikopter pada ketinggian 600 hingga 800 kaki, angin bertiup kencang. Tak pelak, pesawat oleng. Sesuai prosedur situasi kritis, pilot memang harus memutus tali pengikat prajurit yang tengah bergelantungan. Meski posisi kedelapan personel masih teralu tinggi, tali pengikat harus diputus. Saat itulah kedelapan personel Kopassus jatuh ke laut, hingga akhirnya ditemukan tewas [baca: Delapan Anggota Kopassus Ditemukan Tewas].

Menurut Panglima Komando Operasi TNI Mayor Jenderal Bambang Darmono saat dihubungi reporter SCTV Nunung Setiyani, memang tak ada aturan mengenai digelar tidaknya atraksi Stabo dalam HUT ke-58 TNI di Lhoseumawe. TNI menggelar atraksi tersebut karena banyak permintaan dari warga setempat. Sudah begitu, situasi di sana juga sudah relatif aman. "Sehingga ketika ada keinginan kayak gitu, boleh saja. Saya bilang begitu," kata Bambang.

Bambang juga menegaskan bahwa atraksi Stabo bukanlah show of force dari TNI. "Kita mau menunjukkan keterampilan kita," dia menambahkan. Lebih jauh lagi, Bambang melanjutkan, pihaknya juga sudah memperhitungkan soal keamanan. "Ternyata ada faktor cuaca yang kita tidak tahu datang tiba-tiba. Ini kan di luar kuasa manusia. Yang jelas kita sudah perhitungkan pengamanan," kata dia. Sejauh ini, Bambang mengaku sudah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki insiden ini. Terutama untuk mencari letak dan penyebab kesalahan. Selain Komando Operasi TNI, Mabes TNI juga sudah menurunkan tim untuk menginvestigasi kasus ini.(SID/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.