Bom Bunuh Diri Mengguncang Haifa

Liputan6.com, Haifa: Bom bunuh diri kembali mengguncang Israel. Sabtu (4/10) siang, Restoran Maxim di Kota Haifa rusak berat akibat ledakan bom. Insiden ini menewaskan 19 orang, termasuk pelaku bom bunuh diri, seorang perempuan asal Jenin bernama Hanadi Tayseer Jaradat. Tiga dari korban tewas adalah anak-anak dan bayi. Sementara sekitar 50 orang lainnya terluka dan langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.

Saat bom meledak, Restoran Maxim memang dipadati pengunjung yang tengah merayakan Hari Sabat. Belakangan kelompok Jihad Islam menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Aksi mereka dikecam Perdana Menteri Palestina Ahmed Qureia. Sebab, pengeboman terjadi sehari sebelum umat Yahudi merayakan upacara suci Yom Kippur. Namun, kecaman Ahmed Qureia ditanggapi dingin oleh Israel.

Pemerintah Israel melalui juru bicaranya menilai pernyataan Qureia terlambat. Menteri Luar Negeri Israel Jonathan Peled berpendapat serupa. Dia menegaskan, jika Presiden Palestina Yasser Arafat terbukti mendalangi bom bunuh di Haifa, maka Israel akan mempercepat pertimbangan pengusirannya.

Perdamaian di Tanah Palestina dikhawatirkan semakin menjauh. Sebab, kelompok Hamas kembali menolak gencatan senjata dengan Israel. Kelompok Islam garis keras ini juga tak mau terlibat dalam Kabinet Perdana Menteri Palestina Ahmed Qureia yang baru terpilih [baca: Hamas Menolak Gencatan Senjata].

Pemimpin spiritual Hamas Syeikh Ahmed Yassin menyatakan, dirinya tak sejalan dengan pemikiran PM Ahmed Qureia, yang mengeluhkan kekacauan persenjataan di wilayah-wilayah Palestina. Apalagi, Qureia juga mengklaim telah mengusulkan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.(KEN/Yumi Uriona)