Sukses

Warga Pegulon Gelar Pusat Jajanan Ramadan Kaliwangi

Berawal dari kesulitan mendapatkan stand dagangan, warga Kendal menyulap pinggiran sungai menjadi sebuah wahana wiraswasta baru.

Citizen6, Kendal: Berawal dari kesulitan mendapatkan stand dagangan di Pekan Seni Pameran Pembangunan (PSPP) yang digelar oleh Pemkab setiap tahunnya, warga Kelurahan Pegulon, Kecamatan Kota Kendal kreatif menyulap pinggiran sungai yang melintas di sepanjang kampungnya menjadi sebuah wahana wiraswasta baru nan cantik di bulan Ramadan ini.

Wahana berjualan yang unik ini, mulai dibuka oleh warga Pegulon mulai Rabu 10 Juli 2013. Mereka menamakannya dengan "Pusat Jajanan Ramadan Kaliwangi". Dengan mengambil konsep festival makanan rakyat, mereka menyulap daerah Sungai Pegulon yang semula kumuh dan bau menjadi sungai yang bersih dan nyaman dengan aroma masakan. Itulah mengapa dinamakan Kaliwangi, yang artinya Sungai yang harum.

Nuansa sungai yang bersih tanpa sampah, ditambah deretan penjual makanan menjajakan berbagai penganan, seperti bubur candil, kolak, es buah, rujak ulek yang mengeluarkan aroma manis asam pedas, pecel kembang turi khas Kendal, kerupuk usek Cepiring, dan aneka penganan menarik lainnya ditambah suasana santai sore hari di pinggir kali, membuat kenangan tersendiri.

Salah satu penggagas Pusat Jajanan Ramadan ini, Agus Musthofa (50) mengungkapkan, banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan ini, di antaranya adalah mempererat kerukunan warga sekaligus menanamkan jiwa wirausaha mandiri.

"Ke depan saya berharap, tempat ini bisa menjadi khasanah wisata kuliner bernuansa religius pertama di Kabupaten Kendal yang murni berdiri atas inisiatif masyarakat," papar pria pemilik percetakan Cemerlang ini.

Pengakuan lainnya juga datang dari aktivis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kendal, Nunuk Zarra Zaenubia. Menurutnya, pusat jajanan ini sangat kreatif dan invovatif. Terbukti warga Pegulon mampu menciptakan sebuah terobosan baru di bidang wirausaha yang bisa jadi kelak akan berkembang menjadi sebuah spot wisata berbasis makanan rakyat.

"Kembangkan terus, karena prospeknya akan bagus dari segi ekonomi kreatif dan pariwisata," tuturnya.

Namun pendapat berbeda datang dari pengamat pariwisata, LSM Forum Kompak Cepiring, Yossi Marantika. Dijelaskannya, pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Dinas Pengairan telah mengabaikan keberadaan objek wisata Kaliwangi.

"Warga setengah mati membangun tempat ini dengan biaya swadaya dan membersihkan sungai hingga tak ada sampah sedikitpun. Dari segi kesehatan, mungkin Sungai Kaliwangi ini lebih bagus dari sungai lain di Kendal dan warga tak segan mengeluarkan uangnya untuk membenahi tempat ini. Bahkan tratak untuk lapak, mereka beli secara patungan," jelas Yossi.

"Pemda Kendal juga telah terbukti mengabaikan adanya senderan Sungai Kaliwangi yang terletak persis di depan lokasi pusat jajanan ambrol sepanjang 20 Meter yang dibiarkan saja. Ini mengganggu keindahan dan bisa mengakibatkan pejalan kaki terperosok," tegas pria yang dikenal suka berdemonstrasi ini meradang. (Aryo
Widiyanto/Mar)

Aryo Widiyanto adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.