Sukses

[VIDEO] Diremajakan, Bajaj Oranye Dimusnahkan

Pemilik bajaj dan juga supir bajaj merasakan lebih banyak keuntungan, ketika membeli dan menggunakan bajaj biru yang berbahan bakar gas.

Di kawasan Srengseng, Jakarta Barat ada 128 bajaj oranye yang tengah menunggu giliran untuk dihancurkan. Bajaj-bajaj tersebut telah dicocokkan dengan daftar yang dimulai dari nomor mesin, nomor rangka, nomor kendaraan, nomor STUK serta nama pemilik kendaraan.

Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (10/7/2013) memberitakan, biasanya bajaj-bajaj itu menjadi raja jalanan karena meliuk-liuk di jalanan. Kini sekitar 128 bajaj oranye ini teronggok pasrah menunggu giliran untuk dihancurkan. Mata las yang panas telah meluberkan rangkaian-rangkaian bajaj. Satu per satu bagian bajaj dipreteli sehingga hanya tersisa lempeng demi lempeng.

Salah satu permasalahan dari bajaj oranye adalah emisi gas buang dengan karbon yang tinggi. Hal ini tentu tidak memenuhi syarat emisi gas buang euro 2 dan terbukti mencemari lingkungan.

Pemilik bajaj dan juga sopir bajaj merasakan lebih banyak keuntungan, ketika membeli dan menggunakan bajaj biru yang berbahan bakar gas.

Pemilik bajaj biru yang mengawali usahanya pada tahun 2007 dengan memiliki 35 bajaj oranye --namun kini memiliki 54 bajaj biru-- merasakan bajaj berbahan bakar gas lebih baik. Karena biaya perawatan yang rendah dapat memberi penghasilan yang menjanjikan dan lebih hemat. Supir bajaj pun merasa para penumpang lebih memilih untuk menaiki bajaj biru daripada bajaj merah.

Direktur Utama PT Matahari Trans Utama Yunus Haddinotto menyatakan ada sekitar 128 bajaj oranye yang saat ini tengah dihancurkan.

Bajaj merupakan angkutan yang diperkenalkan di jakarta untuk menggantikan becak pada tahun 1970-an. Kendaraan ini menggunakan mesin 2 tak yang merupakan modifikasi skuter merk bajaj (yang dibuat lisensi vespa) buatan India. Bajaj berkembang pesat karena menggunakan mesin yang bandel.

Salah satu permasalahan dari bajaj oranye adalah emisi gas buang yang kadar gas co dan gas hc-nya tinggi. Karena menggunakan mesin 2 tak dan tidak memenuhi sarat emisi gas buang euro 2 yang berlaku sejak tahun 2000.

Sehingga Pemerintah Provinsi DKI menetapkan langkah pembaruan atau peremajaan dengan menggantikannya dengan bajaj yang menggunakan mesin 4 tak dengan sistem bahan bakar premium dan bahan bakar gas. Sebagai upaya Pemprov DKI untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan sebagai program langit biru.

Banyak pemilik dan juga sopir bajaj yang mengaku lebih untung memakai bajaj warna biru karena lebih ramah lingkungan. (Sul/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini