Sukses

[VIDEO] 51 Pendukung Morsi Tewas Ditembak

Krisis Mesir makin memanas setelah bentrok berdarah pecah dan merenggut 51 korban jiwa di Kairo pada Senin waktu setempat.

Krisis Mesir makin memanas setelah bentrok berdarah pecah dan merenggut 51 korban jiwa di Kairo pada Senin waktu setempat. Sebagian besar korban berasal dari para pendukung Presiden Mohammed Morsi. Korban tewas setelah diberondong tembakan oleh sekelompok bersenjata yang ditengarai sebagai aparat.

Saluran istimewa Liputan 6 SCTV, Selasa (9/7/2013) menayangkan, bentrokan pecah itu terjadi ketika para pendukung Morsi berkumpul di depan markas pasukan pengamanan presiden di Kairo. Namun tiba-tiba mereka dihujani tembakan oleh sekelompok pria bersenjata yang ditengarai sebagai polisi dan tentara Mesir.

Situasi kian memburuk setelah para pengunjuk rasa yang tengah melaksanakan salat subuh dilaporkan juga menjadi korban berondongan peluru. Para pengunjuk rasa yang bersenjatakan bom molotov berhadap-hadapan dengan polisi dan tentara yang menggunakan senjata api.

Korban selamat menuturkan, aparat melepaskan tembakan menggunakan peluru tajam ke arah pengunjuk rasa di jalan-jalan dan mereka yang tengah melaksanakan salat.

Korban Tewas Ditembak di Perut dan Kepala

Keterangan ini dibenarkan dokter yang bertugas di lapangan. Dokter menyatakan, para korban tewas akibat tembakan peluru tajam di dada, kepala, leher, perut, dan diapragma. laporan menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 51 orang dan sekitar 500 orang lainnya luka-luka. Korban terluka kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.

Kubu pendukung mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin mengutuk keras insiden tersebut. Ikhwanul Muslimin bahkan menyebut serangan terhadap jamaah salat sebagai aksi keji militer Mesir.

Ikhwanul Muslimin menegaskan akan terus menggelar unjuk rasa hingga Morsi dikembalikan ke posisinya sebagai presiden Mesir.

Keterangan berbeda disampaikan pihak militer yang menyebutkan bentrokan berawal dari serbuan sekelompok orang terhadap markas Paspamres Mesir, tempat Morsi dilaporkan ditahan. Sementara Shaikh Al Azhar Ahmed Al Tayeb mengancam akan mengasingkan diri bila pertumpahan darah terus berlangsung.

Insiden ini makin memperburuk situasi Mesir pascakudeta militer atas Morsi--yang terpilih menjadi presiden Mesir secara demokratis--. Rakyat Mesir kini berada dalam jurang perpecahan dan terancam tenggelam dalam perang sipil antara kubu pro dan anti-Morsi, Sebuah keadaan yang tak kalah buruknya dengan keadaan ketika rezim Husni Mubarak berkuasa. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini