Sukses

Tradisi `Meugang` Ala Pengungsi Gempa Aceh

Tadisi itu tetap dilakukan, bahkan ketika masyarakat Kabupaten Aceh Tengah tengah tertimpa bencana.

Bagi masyarakat Aceh, ada tradisi unik menjelang bulan Ramadan. Tradisi itu dikenal dengan sebutan Meugang. Sebuah tradisi makan daging lembu atau sapi bersama-sama keluarga dan kerabat dalam rangka menyambut bulan puasa tiba.

Tradisi itu tak lekang oleh waktu. Sejak turun-temurun, tradisi itu tetap dilakukan. Bahkan tradisi Meugang itu tetap dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Aceh Tengah, meski tengah tertimpa bencana dan berada di lokasi pengungsian Posko Tanggap Darurat Gempa, Desa Rejewali, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Senin (8/7/2013).

"Kami tadi dapat bantuan daging (sapi). Tadi pagi disembelihnya," kata Sipah sembari menggoreng daging sapi yang sudah diolah dengan bumbu masakan.

Perempuan berusia 23 tahun itu juga mengatakan, mereka tetap melaksanakan tradisi tersebut tanpa mengenal kondisi. Mengingat mereka masih tinggal di tenda-tenda pengungsian, maka tradisi dilakukan di pengungsian.

"Ya kalau tidak ada musibah ini, biasanya Meugang dilakukan di salah satu rumah kerabat atau keluarga. Di sana kita ngumpul bareng sambil makan daging dipuas-puasin," kata ibu beranak satu itu.

Semua masyarakat Aceh, baik kaya maupun miskin, sangat menantikan hari Meugang ini. Kadang tak jarang, banyak orang rela berhutang demi membeli daging.

"Sudah jadi tradisi. Setiap hari Meugang, kami pasti akan mencium bau-bau sedap aroma daging dari setiap rumah warga," ucapnya.

"Semua sanak, keluarga, kerabat kumpul untuk makan daging sama-sama. Kalau ada yang jauh dan tidak bisa datang itu dia sedih, begitu juga dengan kami di sini, pasti sedih karena keluarga tidak lengkap," ujar Sipah sambil menyuap daging dan nasi ke mulutnya.

Sepupu Sipah, Rukiyatun (28), juga rela datang berbelas kilometer dari rumahnya di Takengon, Aceh Tengah ke posko ini. Tujuannya, demi berkumpul bersama keluarga di hari Meugang ini.

"Rumah saya sih alhamdulilah tidak parah. Makanya saya yang ke sini pas Meugang," ujarnya sambil menggendong anak perempuannya yang berusia 3 tahun.

Tradisi Meugang adalah hari bagi masyarakat Aceh untuk menikmati santapan daging lembu atau sapi bahkan kerbau. Biasanya, menjelang hari Meugang tiba, harga daging di pasaran Aceh naik drastis. "Tapi kan kita di sini beri bantuan (daging)," ujar Rukiyatun sambil tersenyum. (Tnt/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.