Sukses

Hapus Trauma, Anak-anak Korban Gempa Aceh Tanding Bola

Sambil berlari mengejar dan menendang bola, dari wajah mereka mengembang senyum merekah.

Belasan bocah laki-laki terlihat ceria saat mengejar sebuah bola sepak berwarna kuning. Sambil berlari mengejar dan menendang bola, dari wajah mereka mengembang senyum merekah.

Tak ada rasa ketakutan atau kegelisahan. Seolah dampak gempa berkekuatan 6,2 skala richter pada Selasa 2 Juli 2013 tak mereka rasakan. Lepas, begitu riangnya mereka bermain olahraga yang paling banyak digemari orang di muka bumi itu.

Diwasiti seorang polisi dari Polda Aceh, mereka terus bermain di atas lapangan sepak bola yang disulap menjadi posko pengungsian ini. "Ayo kejar. Tendang, golin," kata beberapa petugas polisi dan petugas lainnya yang menyaksikan di Posko Pengungsian Polri, Sabtu (6/7/2013).

Wasit sesekali meniup pluitnya. Tanda bola keluar lapangan atau masuk ke gawang. Mirip di pertandingan resmi. Bahkan, seorang petugas polisi berpangkat Kombes menjadi komentator. Lewat pengeras suara, sang komentator mengomentari jalannya pertandingan.

"Untuk sementara skor dua kosong untuk tim kanan," kata komentator itu.

Adapun tim kiri, yang sudah kebobolan 2 gol harus membuka bajunya. "Yang kegolan buka bajunya ya," kata komentator itu.

Pertandingan ini sendiri disaksikan langsung oleh Kapolda dan Wakapolda Aceh.

Sudah lebih dari 20 menit anak-anak itu bertanding. Di bawah langit senja yang masih terang, mereka terus berlari. Terus mengejar bola.

"Udin membawa bola, dioper ke Rasyidin. Bola ditendang, sayang bisa ditepis oleh kiper," tutur sang komentator.

Mungkin kita tidak berharap akan ada Messi atau Ronaldo kecil dari Aceh pada pertandingan ini. Tapi setidaknya, beban mereka akibat dmapak gempa bisa terobati. Meski hanya sejenak. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.