Sukses

Anak-anak Korban Gempa Aceh Minta Belas Kasihan Pengendara

Meski tetap tersenyum, mereka kini hanya bisa menyodorkan sebuah kardus bekas air mineral meminta belas kasih setiap pengguna jalan.

Anak-anak korban gempa Aceh tidak lagi bermain. Meski tetap tersenyum, mereka kini hanya bisa menyodorkan sebuah kardus bekas air mineral meminta belas kasih setiap pengguna jalan.

Juwita salah satunya. Ia yang tinggal bersama ayah dan ibunya di Desa Blang Mancung, Kecamatan Ketol itu terpaksa meminta bantuan di pinggir jalan, karena bantuan yang diterimanya sedikit.

"Bantuan belum semuanya kita terima. Baru sedikit," kata Juwita yang berusia 12 tahun itu, Sabtu (6/7/2013).

Juwita yang kini duduk di kelas 2 MTs Blang Mancung tersebut kini terpaksa tinggal di depan tenda pengungsian yang didirikan sendiri oleh ayahnya. Sebab, rumahnya rusak berat, meski tidak sampai roboh.

"Rumah rusak berat. Hancur semua, tapi tidak roboh," katanya yang mengenakan jilbab warna ungu itu.

Juwita bersama teman-temannya adalah salah satu potret dari sekian banyak anak-anak korban gempa yang meminta bantuan di pinggir jalan.

Bantuan demi bantuan sebetulnya terus disalurkan. Akan tetapi luasnya titik lokasi korban gempa, menyulitkan bantuan itu sendiri. Belum lagi, banyak dari korban lebih memilih mengungsi di depan rumahnya ketimbang ke tenda-tenda pengungsian yang sudah disiapkan.

"Kalau mereka mau mengungsi ke posko-posko kan lebih enak. Bisa makan dari dapur umum. Tapi karena sendiri-sendiri, kita menyalurkannya juga mesti rata, biar kebagian semua," ujar Sekretaris Camat Kecamatan Ketol, Maimun. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini