Sukses

Marzuki Alie: Insya Allah Korban Gempa Aceh Mati Syahid

Teknologi bangunan, yang anti gempa, seharusnya menjadi landasan kepada masyarakat, ketika hendak membangun rumah.

Ketua DPR, Marzuki Alie, secara pribadi dan institusi, menyampaikan belasungkawa kepada korban Gempa di Aceh. Politisi Demokrat itu pun mengusulkan harus ada teknologi yang dapat meminimalisir korban akibat gempa.

"Kepada korban gempa insya allah mati syahid, Insya Allah diampuni semua kesalahan dan juga ditempatkan di sisi yang terbaik di sisi Allah," kata Marzuki di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Menurutnya, beberapa wilayah di Indonesia memang rawan gempa. Sehingga, kata dia, teknologi bangunan, yang anti-gempa, seharusnya menjadi landasan kepada masyarakat, ketika hendak membangun rumah. "Jangan biarkan masyarakat membangun rumah yang bisa menimbulkan korban," kata Marzuki.

Sama seperti bencana tsunami, dia mengimbau kepada pemerintah agar jangan memberikan bantuan rumah kepada korban tsunami di pinggir pantai. "Harus dijauhkan dari pantai, karena sifat orang Indonesia ini pelupa," tegas Marzuki.

Sifat pelupa itu, kata Marzuki, manakala bencana telah terlewati selama 5 tahun, masyarakat akan lupa dengan risiko bencana, seperti gempa maupun tsunami.

"Makanya daripada kita berpikir mengingatkan terus sebaiknya itu tadi, bangunan itu diarahkan untuk anti-gempa," kata Marzuki. Sehingga, lanjutnya, rumah yang anti-gempa akan lebih aman, meskipun digoyang gempa besar.

"Yang pinggir pantai, agak jauh dari pantai, mau tidur pulas pun tak ada masalah," imbuhnya.

Kemudian untuk alat penindai gempa, lanjut dia, seharusnya setiap tahun harus dimaintenance secara baik, secara preventif. "Artinya sudah tahu ada maling, pintu rumah nggka kita kunci, walaupun dijaga, sudah tahu ada maling rumah dikuncilah," kata dia, memberikan perumpaan tentang rawannya Indonesia terhadap bencana.

Dia juga mengimbau kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana, baik pusat maupun daerah, agar segera memberikan bantuan, untuk meringankan korban.

35 Tewas

Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang Aceh 2 Juli lalu. Hingga kini, jumlah korban jiwa terus bertambah menjadi 35 orang. Sebanyak 9 orang merupakan warga Kabupaten Bener Meriah, sedangkan 26 lainnya berasal dari Kabupaten Aceh Tengah.

Jumlah korban jiwa di Bener Meriah yang semula disebutkan sebanyak 12 orang dianulir menjadi 9 orang. 3 Orang dari 12 itu merupakan warga Aceh Tengah yang tengah berada di Bener Meriah. Sehingga ketiganya tercatat pada 2 kabupaten, baik di Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Hal itu menurut data dari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Dia menuturkan, sebanyak 8 orang masih dinyatakan hilang, yang semuanya merupakan warga Aceh Tengah.

Pada Kamis 4 Juli, tim SAR gabungan dan warga menemukan jenazah 4 anak-anak yang tertimbun longsor di Desa Bah, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah dengan menggunakan alat berat. Mereka adalah Isahdan (9), Zainuddin (12), Riski (9), dan Rian (9).

Sementara itu, lanjut dia, korban luka berjumlah 275 orang, yang 109 di antaranya berasal dari Bener Meriah. 43 Dari 109 orang itu kini berada di Puskesmas Pante Raya, Puskesmas Lampaha, dan RSUD Muyan Kute. Sementara korban luka di Aceh Tengah sebanyak 166 orang.

Sutopo menguraikan, 114 di antaranya harus di rawat inap, sedangkan 52 lainnya cukup dengan rawat jalan. Akibat gempa ini, sebanyak 4.292 rumah menderita kerusakan, sementara 83 bangunan fasilitas umum juga turut rusak. (Ary/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Gempa adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi karena pergerakan atau pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba.

    Gempa

  • Gempa Aceh

Video Terkini