Sukses

Mesir Bergolak, Menlu Marty Imbau WNI Hindari Perkumpulan Massa

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan prihatin atas kondisi yang terjadi di Mesir.

Situasi politik di Mesir terus memanas setelah kubu militer resmi menggulingkan Mohammed Morsi dari kursi presiden. Tak hanya digulingkan, Morsi juga dikabarkan ditahan oleh pihak militer. Mesir kini tengah memasuki masa transisi politik.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan prihatin atas kondisi yang terjadi di Mesir. Meski demikian, Pemerintah Indonesia berharap proses transisi di Mesir dapat berjalan dengan baik dan damai.

"Kiranya situasi di Mesir dapat segera pulih dan proses demokratisasi sesuai keinginan dan harapan bangsa dan rakyat akan terus bergulir," kata Menteri Marty dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/7/2013).

Tak hanya itu, Menteri Marty juga mengimbau kepada WNI yang saat ini berada di Mesir mematuhi hukum dan ketentuan setempat. Serta menghindari tempat perkumpulan massa dan tidak melibatkan diri dalam masalah dalam negeri Mesir.

"Kami telah menginstruksikan KBRI di Kairo untuk senantiasa siap memberikan bantuan dan perlindungan yang diperlukan warga negara Indonesia," ujar Menlu.

'Kudeta' Militer

Kepala Militer Mesir, Abdel Fattah al-Sisi kini telah menggulingkan pemerintahan Presiden Morsi. "Dalam pertemuan telah disepakati road map untuk masa depan yang menyangkut langkah-langkah awal untuk mencapai pembangunan masyarakat Mesir yang kuat, dan kohesif dan tidak mengecualikan siapa pun dan mengakhiri ketegangan dan perpecahan," kata al-Sisi seperti dikutip Reuters, Rabu (3/7/2013).

Setelah pengumuman ini, ribuan demonstran anti-Morsi yang berada di Lapangan Tahrir, Kairo, bersorak. Mereka merayakan 'keberhasilan' mereka dengan menyalakan kembang api dan mengibarkan bendera. Klakson-klakson mobil di jalanan melengking, sebagai ungkapan kegembiraan para demonstran.

Dalam pengumuman itu, militer membekukan konstitusi Mesir. Meminta Ketua Mahkamah Konstitusi untuk menjalankan tugas Morsi hingga digelarnya pemilihan umum berikutnya.

Namun, setelah pengumuman yang dilakukan al-Sisi, Morsi melalui akun facebook resminya menyatakan apa yang dilakukan militer ini merupakan sebuah kudeta. Morsi menolak keputusan militer Mesir ini.

Morsi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin ini berkuasa sekitar setahun yang lalu. Saat ini, dia berkantor di barak Garda Republik. Namun tidak jelas, apakah ini sebagai bentuk penahanan terhadap Morsi.

Sementara, tentara mengerahkan kendaraan lapis baja di sekitar Istana Presiden di Kairo. Militer juga menguasai stasiun televisi pemerintah. (Ary/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini