Sukses

Obama: Tegakkan Kembali Demokrasi di Mesir

Obama mengatakan, kekacauan ini hanya bisa diselesaikan oleh rakyat Mesir sendiri.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama angkat bicara terkait situasi politik di Mesir pasca-kudeta militer atas pemerintahan Mohammed Morsi. Ia meminta militer Mesir mengembalikan otoritas ke pemerintah yang demokratis.

Situasi politik Mesir kembali labil setelah revolusi pada 2011. Kepala Militer Abdel Fattah al-Sisi telah resmi menyuarakan penyingkiran presiden yang pertama kali dipilih dengan pemilu itu. Sementara itu, jutaan warga Mesir memadati alun-alun Tahrir di pusat Kota Kairo mendemokan kekecewaan mereka pada Presiden Morsi.

Menanggapi situasi politik Mesir, Obama mengatakan, kekacauan ini hanya bisa diselesaikan oleh rakyat Mesir sendiri. Ia menyatakan AS sangat peduli dengan perkembangan di Negeri Piramid tersebut.

“Saya meminta militer Mesir untuk bergerak cepat dan bertanggung jawab untuk mengembalikan otoritas penuh ke pemerintah. Militer juga harus menjamin hak warga negara, termasuk membangun jiwa demokratis,” katanya seperti dikutip CNN Kamis (4/7/2013).

Obama meminta, negara-negara lain juga ikut menghindari kekerasan di Mesir demi pemulihan Mesir.

“Tidak ada transisi yang mulus menuju demokrasi. Namun, semua itu tergantung kehendak rakyat. Rakyat Mesir layak mendapatkan pemerintahan yang jujur, ahli di bidangnya, dan mewakili aspirasi rakyatnya,” tutup Obama.

Usai kudeta, militer juga membekukan konstitusi Mesir. Ketua Mahkamah Konstitusi diminta menjalankan tugas-tugas kepresidenan hingga digelarnya pemilihan umum.

Situasi politik yang tidak kondusif juga diwarnai aksi demonstrasi. Bahkan, terjadi kekerasan seksual pada demonstran wanita di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir. Dalam 4 hari terakhir, ada 91 demonstran wanita yang mengalami pelecehan seksual dan pemerkosaan. (Yus)





* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.