Sukses

Ahok: Orang Kampung Tak ke Monas, Ibaratnya Belum ke Jakarta

Kawasan Monas akan ditata, dijadikan salah satu ikon pariwisata di DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah mematangkan rencana Kawasan Monumen Nasional (Monas) sebagai salah satu ikon pariwisata di DKI Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, Monas merupakan simbol ibukota yang dapat menjadi daya tarik wisata warga dari luar daerah.

"Memang begitu, orang kampung saya, kalau datang ke Jakarta belum lihat Monas, berarti belum lihat Jakarta. Karena itu, kita sudah tugaskan Jakpro (Jakarta Propertindo) untuk memetakan terlebih dulu," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, (1/7/2013).

Tugas Jakpro, menurut Ahok, yaitu melakukan riset terkait apa saja infrastruktur yang harus dibangun, termasuk mengkaji apakah perlu membentuk badan atau tim terkait dengan rencana tersebut.

"Tugaskan Jakpro ke bawah dulu,  sudah dikaji baru kita tahu, Monas bisa tampung parkir berapa, bisa parkir seperti apa, baru kita bisa pikirkan, siapa yang pegang. Ada semacam lembaga yang pegang, jadi jangan dipisah 3 lagi, Dinas Energi, Pertamanan, dan Pariwisata," jelas Ahok.

Ahok mengatakan, perluasan Monas sebagai pusat pariwisata ini bukan untuk mendatangkan keuntungan dalam bentuk uang sebagai pemasukan daerah. Namun, juga peluang terciptanya kelas menengah baru di Jakarta -- dengan memberikan kesempatan bagi usaha kecil dan menangah.

"Keuntungan banyak produk kreatif, baik kuliner, maupun kerajinan itu, ada showroom. Keuntungannya apa lagi? Kan menciptakan kelas menengah baru. Dengan begitu, mereka jadi kaya, mereka bisa beli sewa di tempat lain," katanya.

Monas sudah puluhan tahun menjadi ikon ibukota. Monumen peringatan setinggi 132 meter itu didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Pembangunan monumen ini dimulai pada 17 Agustus 1961 di bawah perintah Presiden Soekarno dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. (Ein/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.