Sukses

Muslim Thailand Tak Mengenal Hambali

Komunitas muslim di Kota Ayutthaya, Thailand, mengaku tak mengenal Hambali. Mayoritas penghuni apartemen, tempat tersangka teroris internasional itu dicokok, adalah pemeluk agama Buddha.

Liputan6.com, Ayutthaya: Di tengah penantian pemerintah Indonesia memeriksa Hambali, ada pengakuan mengejutkan dari Thailand. Sejumlah warga muslim di Kota Ayutthaya, Thailand, mengaku tak mengenal Hambali alias Encep Nurjaman alias Ridwan Isamuddin. Mereka baru mengetahui nama tersangka teroris internasional itu dari media massa, tiga hari setelah penangkapan. Demikian informasi yang dihimpun SCTV di Ayutthaya, Thailand, baru-baru ini [baca: AS Tak Kunjung Menjawab Surat Deplu Soal Hambali].

Penangkapan Hambali memang cukup menggemparkan penduduk Kota Ayutthya, 80 kilometer sebelah utara Bangkok. Apalagi, sebagian besar penghuni apartemen yang ditempati pentolan kelompok Jamaah Islamiyah itu memeluk agama Buddha. Menurut tokoh Islam setempat, Pecum Musa Sengswang, sebagian warga Kota Ayutthaya adalah muslim. Selama ini, mereka tinggal secara berkelompok dalam sebuah kecamatan. Kendati Hambali beragama Islam, komunitas muslim Ayutthya tak mengenal namanya.

Berdasarkan pemantauan SCTV, penduduk Kota Ayutthaya dikenal hidup rukun meski terdiri dari berbagai etnis dan agama. Bahkan, warga muslim yang minoritas tak pernah terlibat konflik dengan pemeluk Buddha. Keharmonisan tersebut memang tak lepas dari dukungan pemerintah Kerajaan Thailand.

Sekadar mengingatkan, Hambali diringkus di lantai enam kamar 601, Apartemen Boonyorak, Soi Tunsai, pinggiran Kota Ayutthaya, menjelang tengah malam pada 11 Agustus 2003. Penangkapan Hambali yang dijuluki pers Barat sebagai "Teroris Nomor Satu Asia" itu melibatkan belasan agen dari Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dan Polisi Rahasia Thailand [baca: Hambali Ditangkap di Thailand].

Dua hari kemudian, beberapa pejabat CIA menjemput tokoh yang disebut-sebut Presiden George Walker Bush sebagai seorang di antara petinggi Al-Qaidah itu. Kemudian Istrinya, Noralwizah Lee, diserahkan kepada Kepolisian Diraja Malaysia. Sedangkan Hambali diangkut dengan sebuah pesawat khusus dari AS [baca: Hambali Dikabarkan Diangkut Pesawat AS]. Belakangan, sejumlah negara termasuk Indonesia memperebutkan Hambali. Bukan apa-apa, soalnya Hambali diduga otak utama sejumlah peledakan bom di Asia Tenggara.(ANS/Johan Heru dan Erwin Arief)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.