Sukses

Polisi Kawal Acara di Markas FPI, Buntut Insiden Munarman?

Apakah turunnya polisi ke acara di markas FPI terkait insiden penyiraman air oleh Juru bicara FPI Munarman kepada Tamrin Tamagola?

Front Pembela Islam (FPI) mengadakan acara di markasnya, Jalan Petamburan, Jakarta Barat. Ratusan massa FPI berpakaian serba putih berkumpul di sana untuk mendengarkan dakwah dari pemimpin FPI, Habib Rizieq. Acara pun dijaga belasan polisi dari Polres Jakarta Barat.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (30/6/20130), belasan polisi menjaga di sekitar Markas FPI. Mereka ada yang menggunakan pakaian dinas dan berbaju sipil biasa.

Bahkan, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi pun turut hadir di tengah. Tetapi, Hengki tidak menggunakan seragam dinas. Hengki justru berada di tengah-tengah acara.

Berbusana muslim, Hengki turut mengikuti acara yang digelar FPI. Apakah turunnya polisi ke acara FPI terkait insiden penyiraman air oleh Juru bicara FPI Munarman kepada sosiolog UI Tamrin Amal Tomagola saat dialog siaran langsung di tvOne pada Jumat 28 Juni lalu?

"Tidak, itu program polisi untuk mendekati masyarakat, untuk menjaga hubungan baik dalam rangka jaga kamtibnas," jawab Hengki ketika berbincang dengan Liputan6.com, di Polres Jakarta Barat.

Bahkan, lanjut Hengki, tidak hanya acara FPI saja yang dihadiri polisi. Melainkan banyak acara serupa lainnya yang dihadiri. "Bukan karena aksi FPI, semua kita jaga," ungkapnya.

Program yang dijalankan itu meniru program polisi yang pernah dipelajarinya di Jepang pada 2010. " Di Jepang ada itu, namanya Junkei Renraku. Menempatkan polisi bukan sebagai posisi antagonis tapi juga bagian dari masyarakat," ujarnya.

Jumat lalu, dalam diskusi membahas pelarangan sweeping tempat hiburan malam, terjadi insiden penyiraman. Sosiolog UI Tamrin Tomagola disiram air oleh Jubir Munarman. Saat itu, Munarman sedang membantah pernyataan Tamrin.

Munarman tidak mau meminta maaf kepada Tamrin Tomagola. Justru Munarman meminta Tamrin yang harus meminta maaf karena telah mengeluarkan pernyataan tidak sopan. "Ngapain minta maaf! Dia yang seharusnya minta maaf. Dia ngucapin 'apa toleransi'," kata Munarman ketika ditemui di kantornya, Tanah Abang, Jakarta, Jumat lalu.

Tamrin yang mendapat perlakuan itu tak lantas naik pitam. Padahal, kata Thamrin, banyak orang yang geram melihat perlakuan Munarman terhadap dirinya. "Saya kira saya tidak mau melayani preman. Saya tidak mau membalas dengan kekerasan juga," ujar Thamrin kepada Liputan6.com. (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.