Sukses

Gemulai Mistis dalam Tarian Mahligai

Perempuan cantik, ritual, magis, roh, dan adegan berbahaya adalah bagian pertunjukan Tari Mahligai yang sangat populer di Desa Siulak Mukai, Gunung Kerinci, Jambi.

Liputan6.com, Jambi: Eva Bramanti Putra, perawan ranum asal Desa Siulak Mukai, Gunung Kerinci, Jambi, siang itu menyusuri Sungai Air Penuh. Ia tidak sendirian melainkan bersama dua perempuan lainnya. Bukan untuk mencuci pakaian sambil ngerumpi atau mandi bersama seperti dalam cerita bidadari yang selendangnya diambil seorang pemuda sehingga tak bisa terbang ke langit. Melainkan, mandi wajib untuk sebuah upacara ritual penting sebagai penari dalam tarian mistis Mahligai.

Eva yang mewarisi pawang penari Mahligai bukanlan penari biasa. Dia bersama kelompoknya mampu menyuguhkan adegan-adegan berbahaya dan menegangkan seperti berjalan di atas sebilah batang pohon yang ditanami bilah-bilah bambu tajam, pohon-pohon berduri, bara api, dan meloncat-loncat di atas pecahan beling.

Untuk bisa menjalankan adegan berbahaya itu Eva bersama dua rekan lainnya harus menjalani sejumlah ritual. Setelah menyucikan diri dengan mandi balimo di sungai, mereka juga malam harinya masih harus melakukan ritual khusus di ruang sang pawang. Dengan bantuan sang pawang mereka berkomunikasi dengan mahluk-mahluk gaib yang kekuatan energinya dipinjam.

Sebagai pawang, Eva memegang peranan kunci. Dengan kesaktiannya Eva bisa mengambil dan memindahkan kekuatan makluk gaib ke tubuh para penari. Tak berselang lama. para penari mulai kerasukan. Sejak saat itu kontak dengan dunia gaib pun berlangsung. Satu demi satu para penari kerasukan bersamaan dengan musik yang ditabuh dari ruang tamu. Masuknya roh-roh gaib ke dalam sukma para penari menjadi pertanda bahwa mereka telah diberikan restu untuk mementaskan Tari Mahligai.

Siulak Mukai sejak zaman beheula memang dikenal sebagai desa yang melahirkan Tari Asyik Niti Naik Mahligai atau Tari Mahligai. Karena itu warganya sudah akrab dengan kehidupan alam gaib. Kesenian di desa itu umumnya berbentuk pantun, gurindam, dan seloka yang menjadi unsur budaya Melayu. Belakangan tradisi-tradisi di Kerinci itu berkarakter khas setelah berpadu dengan tradisi Islam. Kekentalan religius, mistis, dan magis, sangat terasa.

Tari Mahligai adalah kesenian rakyat yang paling disukai. Menonton Mahligai, orang bukan saja melihat sebuah seni tari tetapi juga dihibur dengan adegan-adegan mendebarkan dari para penari yang kerasukan. Di tengah situasi inilah kelompok Eva hadir dan menjadi sangat terkenal. Tak heran undangan pentas seringkali mereka terima dari para penduduk yang punya hajat tolak bala atau sekadar syukuran.

Bulan ini adalah hari-hari sibuk bagi Eva dan kelompoknya. Musim panen membuat permintaan untuk pentas mengalir deras. Di sisi lain, belakangan ini, warga desa mulai resah menyusul banyak gangguan roh jahat. Malam itu, Eva dan kelompoknya berada di sebuah kebun yang dipercaya sebagai tempat berkumpulnya para roh jahat. Eva malam itu sudah bersiap-siap untuk pentas mengusir setan usil.

Melalui kesaktiannya, Eva memohon bantuan kepada roh-roh gaib agar para penari kebal senjata tajam. Dalam usianya yang masih muda, Eva terlihat sangat berhati-hati. Maklum, pentas kali ini bukanlah sebuah hiburan melainkan sebuah pertarungan untuk mengusir roh-roh jahat. Roh itu hadir berkat harumnya buah limau. Perang gaib pun tak terhindarkan. Dalam perang itu Eva berhasil mengusir roh jahat harimau. Warga pun akhirnya lega, setan usil yang meresahkan mereka beberapa pekan terakhir jera dan terusir.(YYT/Tim Potret SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini