Sukses

Massa Buruh Demo ke Istana, Desak Batalkan Kenaikan Harga BBM

Tuntut batalkan kenaikan harga BBM, massa buruh yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tolak Harga BBM Naik berunjuk rasa di Istana Jakarta.

Massa buruh yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tolak Harga BBM Naik berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, untuk mendesak pemerintah membatalkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Massa yang berjumlah sekitar 50 orang itu berasal dari organisasai buruh seperti FBI, GSPB, SBTPI,  Progresip, FBLP, dan SPCI.

"Kita langsung merasakan dampak harga BBM naik. Ongkos transportasi angkutan umum tadinya Rp 2 ribu sekarang sudah Rp 3 ribu," kata salah seorang orator dari pengeras suara di lokasi unjuk rasa, Rabu (26/6/2013).

Staf Humas Gerakan Rakyat, Budi Wardoyo menyatakan tak ada alasan masuk akal bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Karena, dampak naiknya harga BBM langsung dirasakan kepada masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari.

"Batalkan kenaikan harga BBM. Kemudian kami juga menunut pemerintah turukan harga beberapa kebutuhan sembako, supaya murah dan stabil," tegas Budi.

Selain menuntut pembatalan kenaikan harga BBM, Budi menerangkan, unjuk rasa ini juga menyuarakan penolakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). "Subsidi listrik agar terjangkau oleh rakyat harus dipertahankan. Kalau perlu harus diperbesar agar produksi industri listrik nasional bisa berkembang," ujarnya.

Bahkan, Gerakan Rakyat ini juga menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat (RUU Ormas) yang kini tengah digodok oleh anggota Perlemen. Menurut Budi, pemerintah seharusnya tak membuat UU yang membatasi ruang gerak rakyat.

"Tapi harusnya membuat UU yang membatasi keserakahan dan kesewenang-wenangan para pejabat dan pemilik modal," jelas Budi.

Selain berorasi, pengunjuk rasa juga membawa sejumlah bendera dan poster sebagai atribut aksi mereka. Untuk menjaga agara situasi tetap kondusif, puluhan petugas dari Polsek Metro Gambir dan Polres Metro Jakarta Pusat bersiaga. (Ali/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini