Sukses

Lelang Jabatan Lurah-Camat, Ahok: Yang Nggak Lulus Bukan Bodoh

Ahok menilai, bukan berarti camat atau lurah tersebut mempunyai kemampuan di bawah rata-rata pejabat DKI lainnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memastikan para camat dan lurah incumbent yang tidak lolos dalam proses lelang jabatan camat-lurah akan kehilangan posisinya sebagai camat atau lurah. Namun, pria yang karib disapa Ahok itu menampik, mereka yang tak lulus karena bodoh.

"Prinsipnya, jadi yang tidak memenuhi syarat, untuk incumbent atau petahana harus diganti posisinya. Bagi yang nggak lulus, langsung kami dicopot," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (24/6/2013).

Namun demikian, Ahok menilai, bukan berarti camat atau lurah tersebut mempunyai kemampuan di bawah rata-rata pejabat DKI lainnya. Ada posisi dan jabatan lain yang lebih layak dibanding posisi camat dan lurah.

"Harus diingat, mereka dicopot bukan berarti dia bodoh lho. Dia memang tidak cocok, bisa juga dia males, asumsi ada sajalah. Sekarang kita asumsi yang baik-baik saja," katanya.

Menurut dia, nama-nama yang gugur dalam tes lelang jabatan yang data dan hasil tesnya telah diketahui, akan menjadi pertimbangan bila suatu saat akan dilakukan rotasi atau promosi dalam suatu jabatan. "Habis tes ini kan kita punya 100 lebih nama-nama PNS. Data kemampuannya, kita tahu. Kalau tidak cocok di posisi camat-lurah, kita kasih kesempatan di tempat lain. Makanya 6 bulan ini uji coba dulu," tuturnya.

Ahok mengatakan, program lelang jabatan ini juga merupakan suatu langkah apresiasi bagi para PNS yang mempunyai kemampuan lebih dan ingin berkarier sebagai penguasa di tingkat kecamatan atau kelurahan. Karena dia dapat menjadi camat atau lurah tanpa harus melalui proses kenaikan jabat secara bertingkat yang selama ini berlaku.

"Kalau dulu, mau jadi camat harus jadi Sekretaris Camat dulu, baru bisa. Itu kita nggak mau, kita potong lagsung jadi camat. Camat yang bagus kalau sudah lama juga harus promosi, nggak boleh jadi camat terus, harus dinaikkan jadi asisten," pungkas Ahok. (Frd/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini