Sukses

Hampir 1.000 Penerima Kartu BLSM Ternyata Sudah Meninggal

Kementerian Sosial menggandeng PT Pos Indonesia untuk memproses distribusi Kartu Penjamin Sosial (KPS).

Kementerian Sosial menggandeng PT Pos Indonesia untuk memproses distribusi Kartu Penjamin Sosial (KPS). Kartu tersebut akan digunakan masyarakat untuk mendapatkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Kenaikan harga BBM, rencananya akan diumumkan pemerintah pada Jumat (21/6/2013) ini, pukul 22.00 WIB di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah, PT Pos Indonesia per hari ini telah mendistribusikan 7 juta KPS dari total KPS yang harus didistribusikan sebanyak 15,5 juta kepada masyarakat miskin.

"Tadi pagi kami rapat dengan PT Pos, ada jumlah kartu yang kembali, sebanyak 2.067 dari total 15,5 juta," ujar Firmanzah di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.

2.067 KPS yang kembali, kata Firmanzah, disebabkan karena beberapa hal yang terjadi. "Salah satunya adalah pengembalian karena ada warga yang telah meninggal, namun tetap tercatat sebanyak 40%, warga yang tergusur tempat tinggalnya sebanyak 5%, tidak dikenal sebanyak 25%, dan tanpa pemberitahuan sebanyak 30%," ungkapnya.

Data yang kurang akurat, menurut dia, yang jadi penyebab pendistribusian KPS ada yang dikembalikan. Namun, dia memastikan bahwa BLSM akan tetap diterima dengan lancar oleh masyarakat. Sebab, data rakyat miskin ini didapat dari data BPS dan Kementerian Sosial yang selalu diperbaharui.

"Kartu ini tidak hanya digunakan untuk menukar raskin, tetapi juga untuk siswa miskin," kata dia.

Firman mengatakan, total dana yang disiapkan pemerintah untuk BLSM sebesar Rp 9,7 triliun. Sementara untuk infrastruktur pemerintah menyediakan dana sebesar Rp 7,25 triliun.

"Infrastruktur itu untuk pembangunan air bersih, daerah kumuh nelayan dan irigasi," jelas Firmanzah. (Mut/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.