Sukses

Tak Terima Dipukuli Polisi, Mahasiswa UBK Lapor Komnas HAM

Polisi diduga melakukan tindakan salah tangkap yang berujung pemukulan terhadap salah satu mahasiswa UBK ketika mengamankan unjuk rasa.

Polisi diduga melakukan tindakan salah tangkap yang berujung pemukulan terhadap salah satu mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) ketika mengamankan unjuk rasa pada Rabu 19 Juni malam lalu. Korban pun melaporkan insiden itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Mahasiswa UBK itu, Yeremias Odin, didampingi kuasa hukumnya mendatangi kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2013), sekitar pukul 10.30 WIB. Odin mengaku, dirinya tidak tahu-menahu tentang kejadian demonstrasi malam itu, karena sedang kuliah malam.

Namun, setelah pulang kuliah, ketika tengah menunggu angkutan umum di depan kampus UBK, ia malah ditangkap dan dipukuli aparat kepolisian.

"Saya nggak tahu apa-apa masalah demo, yang sudah dihalau pihak kepolisian, karena memang saya sedang kuliah. Yang jelas, waktu nunggu angkutan umum saya langsung ditangkap dan dipukuli. Kepala saya juga dihantam pakai benda tumpul. Saya nggak tahu itu apa," jelas Odin.

Mahasiswa semester 1 Fakultas Hukum UBK ini mengungkapkan, akibat pemukulan tersebut, ia harus mendapati 6 jahitan di bagian kepala. "Saya dapat 6 jahitan, Mas," ujarnya dengan menggunakan celana yang masih berbekas darah akibat pemukulan.

Kuasa hukumnya dari PBHI, Daniel Hutabarat, mengatakan, setelah melaporkan tindakan kesewenangan aparat kepolisian itu kepada Komnas HAM, pihaknya akan melaporkan kejadian itu ke Propam Polri.

"PBHI sudah mendapatkan kuasa dari Yeremias Odin. Kita akan meminta Komnas HAM untuk men-suport kita, agar kasus ini terbuka jelas. Kemudian siang kita akan ke Propam untuk melapor sehingga proses visum juga akan dilakukan," tegas Daniel.

Tak Simpatik

Sebelumnya, aparat keamanan dari Polres Jakarta Pusat menangkap seorang mahasiswa UBK yang bersembunyi di sebuah warung di dekat kampusnya, Jalan Kimia, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu malam. Penangkapan dilakukan pascaunjuk rasa anarkis menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan mahasiswa.

Pantauan Liputan6.com, mahasiswa tersebut mengenakan baju berwarna merah. Ketika tertangkap, mahasiswa itu sempat menerima beberapa pukulan. Mahasiswa tersebut pun sempat dipukul menggunakan gagang pistol, yang mengakibatkan luka di bagian kepala.

Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Rabu 19 Juni, aksi mahasiswa Universitas Bung Barno menolak kenaikan harga BBM berlangsung tidak simpatik. Massa tidak hanya memblokade Jalan Diponegoro.

Mahasiswa malah terlihat memukuli pengendara motor yang berusaha melewati kerumunan demonstran. Seorang pengendara motor pria yang sedang membonceng seorang wanita dipukul berkali-kali oleh demonstran. Entah apa penyebab pemukulan itu. Diduga, si pengendara motor hanya ingin melintas, menerobos kerumunan demonstran.

Bahkan, sebuah mobil sedan dinas pemadam kebakaran yang melintas ikut jadi sasaran amuk mahasiswa. Sejumlah pendemo menaiki mobil dan memaksa mobil itu untuk berbalik arah. Kaca spion mobil itu pun menjadi sasaran hingga patah. (Mut/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.