Sukses

Luthfi Bantah Korupsi Daging, KPK: Kita Lihat Bukti di Pengadilan

Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah selalu menyangkal. Tapi KPK punya bukti.

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah selalu menyangkal terlibat dalam perkara pengurusan penambahan kuota impor daging sapi untuk perusahaan importir daging sapi, PT Indoguna Utama.

Bahkan, dalam kesaksiannya pada persidangan dengan terdakwa Arya Abdi Effendy dan Juard Effendy, Luthfi Hasan menegaskan, dirinya tertarik membantu penambahan impor daging sapi di Kementerian pertanian tersebut, lantaran banyak berkembang di masyarakat mengenai peredaran daging celeng dan tikus.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara KPK Johan Budi menegaskan, lembaganya memiliki bukti yang kuat mengenai keterlibatan mantan anggota Komisi I DPR itu di perkara suap sebesar Rp 40 miliar tersebut. Tak hanya itu, dengan bukti yang dimiliki lembaganya, Johan memastikan keterangan Luthfi Hasan akan berbeda di persidangan yang rencananya akan digelar akhir bulan ini.

"Kesaksian di persidangan Arya dan Juard tentu akan berbeda saat persidangan. Karena tidak semua bukti dikeluarkan saat itu. Kita lihat saja nanti dalam proses persidangan," ujar Johan Budi di gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Sebelumnya, Johan juga menjelaskan, persidangan kasus dugaan impor daging sapi dengan terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah akan digelar pada akhir bulan ini.

Sidang perkara Luthfi dan Fathanah pun rencananya akan digelar secara terpisah. "Persidangan AF (Ahmad Fathanah) dan LHI (Luthfi Hasan Ishaaq) dipisah. Berkas tindak pidana korupsinya dan TPPU-nya digabung," terang Johan.

Pada kasus ini, Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap Rp 1,3 miliar dari PT Indoguna Utama melalui Ahmad Fathanah. Uang itu diduga merupakan uang muka dari Rp 40 miliar yang dijanjikan PT Indoguna apabila Luthfi berhasil menjadikan perusahaan itu sebagai importir daging sapi di Kementerian Pertanian. (Ein/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini