Sukses

PDIP: Jangan Hadapi Penolakan BBM dengan Moncong Senjata

Para anggota dewan menyayangkan adanya peristiwa penembakan dalam aksi penolakan kenaikan harga BBM.

Para anggota dewan menyayangkan adanya peristiwa penembakan dalam aksi penolakan kenaikkan harga BBM. Aksi-aksi tersebut diminta sebaiknya jangan dilawan dengan moncong senjata.

"Rakyat tolak kenaikan harga BBM jangan dijawab dengan moncong senjata dan gas air mata," kata anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/6/2013).

Bahkan, Ketua Komisi III, Gede Pasek Suardika mengimbau agar aparat memberikan pengamanan khusus kepada awak media ketika sedang melakukan peliputan aksi. Bukan malah menyerang.

"Sebenarnya itu ada fungsi dilindungi juga. Sebenarnya pengalaman saya dulu, jadi wartawan, kalau kita meliput begitu tuh, ada aparat ikut membantu menjaga wartawan. Gitu lho!" ujar Pasek menanggapi adanya korban jatuh dari kalangan awak media.

Mahasiswa di Kota Ternate, Maluku Utara, yang menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi terlibat bentrokan dengan polisi. Akibatnya, 5 mahasiswa dan 1 wartawan terkena tembakan polisi. Demonstrasi ini diikuti ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Ternate. Lokasi unjuk rasa dipusatkan di Kelurahan Gambesi, Kota Ternate Selatan.

Bentrokan dipicu saat ribuan mahasiswa berupaya menembus barikade polisi untuk melakukan aksi di pusat Kota Ternate. Namun upaya itu dihadang aparat kepolisian, sehingga suasana saling lempar terjadi di sepanjang jalan, Kelurahan Ngade, Kota Ternate Selatan.

Suasana semakin tak terkendali karena mahasiswa terus menghujani polisi dengan batu. Polisi kemudian melakukan perlawanan dengan memukul mundur para mahasiswa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet.

Upaya paksa itu membuat mahasiswa marah. Mereka memblokir akses jalan Kota Ternate Selatan menuju pusat kota menggunakan batu dan batang kayu. Jalan yang diblokir itu yang letaknya tak jauh dari 3 kampus di Kelurahan Gambesi, Kota Ternate Selatan.

Akibat bentokan tersebut, 5 mahasiswa mengalami luka tembakan di bagian kaki dan pinggang. Selain itu, 1 wartawan juga mengalami luka tembak. Belum diketahui jenis peluru yang digunakan oleh polisi itu, apakah peluru karet atau peluru tajam.

Tak hanya demonstran, 2 polisi luka terkena lemparan batu mahasiswa. Saat ini seluruh korban luka-luka dilarikan ke RSUD Chasan Bisorie untuk mendapat perawatan.

Hingga saat ini, ribuan mahasiswa masih bertahan dan memblokir akses jalan ke pusat Kota Ternate. Mahasiswa menyatakan pemblokiran itu akan tetap dilakukan hingga pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga BBM. (Frd/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.