Sukses

`Memuliakan` Sampah, Pemulung Brasil Hasilkan Rp 8 Juta/Bulan

Para catadore alias pemulung mengubah sampah menjadi furnitur, karya seni, bahkan perhiasan.

Orang boleh menyebutnya sampah, namun di Brasil, itu dianggap harta karun yang bernilai. Sekelompok pemulung di sana berhasil mengubah barang buangan itu menjadi karya seni yang spektakuler.

Para catadore, begitu para pemulung disebut, menjadi bagian dari program ASMARE di Kota Belo Horizonte.
Setiap hari mereka duduk di tumpukan sampah, memilah-milah barang yang dianggap tak berguna.

Dengan bantuan dari seniman dan relawan lokal, mereka mengubahnya menjadi furnitur, perhiasan, juga karya seni.

"Aku kini punya dua pekerjaan," kata Edimar Ferreira (39), seorang pemulung, bangga, kepada CNN, seperti dilansir Daily Mail, Senin (17/6/2013). "Aku mengumpulkan sampah dan mengubahnya menjadi karya seni. Aku bisa membuat sofa kecil, bangku kayu, meja, dan hiasan dari plastik."

Dia menambahkan, "kami punya motto "o seu lixo e o meu luxo", artinya, sampahmu adalah kemewahan bagi kami."

Menurut data CNN, para pemulung kerap dijumpai di segala penjuru Brasil. Tak hanya di Belo Horizonte. Pada tahun 2010, diperkirakan setidaknya ada 1 juta catadore, namun hanya segelintir yang tergabung dalam kooperasi atau organisasi tertentu.

Kebanyakan mereka adalah tunawisma atau mantan narapirana. Setiap harinya mereka berkeliling mengumpulkan kaleng, botol, logam, dan material yang masih bisa didaur ulang dari satu tempat sampah ke tempat sampah lain.

Namun, meski kerja keras membanting tulang, penghasilan mereka tak seberapa. Dan karena itulah, sejumlah organisasi seperti ASMARE mengajarkan mereka untuk mengubah sampah menjadi karya seni dan barang bermanfaat lain.

Hasil karya mereka dikumpulkan perwakilan organisasi, dijual di toko-toko terdekat. Keuntungannya dibagi di antara pemulung. Lumayan!

Dengan penghasilan dari dua sumber, memulung dan penjualan karya seni dari sampah, anggota ASMARE bisa mengumpulkan uang 1.700 real Brasil atau hampir Rp 8 juta.

"Kami mendirikan pusat seni agar para pemulung dan anak-anak mereka belajar membuat kerajinan dan karya seni dari sampah yang dikumpulkan," kata Dona Geralda, pendiri ASMARE.

Sementara, Mauricio Soares, seniman kepala program kreatif ASMARE mengatakan, dengan membantu para catadore membuat karya seni, membuat warga lain menghargai keberadaan mereka. "Di Brasil para catadore sering kali didiskriminasikan karena asal-usul mereka," kata Soares.

Ia mengatakan, program tersebut juga untuk mempromosikan daur ulang dan membantu orang memikirkan kembali apa yang sejatinya sampah, dan apa yang masih bisa didaur ulang. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini