Sukses

[VIDEO] Mantan Napi di Surabaya Jadi Penggerak Masyarakat

Mantan napi bernama Husin berhasil mengubah kampungnya di Kampung Simokerto Tebasan, Surabaya menjadi lebih baik.

Kampung Simokerto Tebasan, kampung yang terletak di samping Pemakaman Umum Kapas Krampung Surabaya, Jawa Timur, dulu terkenal dengan kampung menyeramkan. Kini kampung itu menjadi tempat yang aman. Apalagi terdapat tokoh baru yang merupakan mantan narapidana.

Seperti yang ditayangkan Liputan 6 SCTV, Minggu (16/6/2013), di kampung itu kini terdapat taman belajar bagi anak-anak kurang mampu, dan pengajian ibu-ibu.

Keberhasilan dan perubahan wajah Kampung Simokerto tidak lepas dari usaha seorang penjaga makam yang ternyata mantan narapidana bernama Husin. Dia  berhasil merubah wajah kampungnya yang seram menjadi aman dan nyaman.

Perubahan Husin dari sosok menyeramkan menjadi pribadi saleh, berawal dari pahitnya keluar masuk penjara. Hingga suatu hari dia bertemu dengan seorang ustad yang merubah jalan hidupnya.

Dengan bimbingan ustad, pria yang memiliki tato di sekujur tubuhnya ini berubah. Perubahan yang dia juga tularkan pada warga sekitarnya di Kampung Simokerto Tebasan.

Gubuk semi permanen di samping pemakaman dia jadikan tempat pengajian yang diberi nama Tombo Ati. Dulu anggotanya mantan pekerja seks komersial (PSK) yang  berada di Kampung Simokerto Tebasan. Kini satu per satu mantan PSK itu diajak Husin untuk berubah.

Tidak hanya itu, pria 57 tahun ini juga mendirikan sebuah taman belajar gratis bagi anak jalanan dan anak kurang mampu di sekitar kampungnya.

Kerja Sama dengan Yayasan

Husin bekerja sama dengan yayasan dengan mendirikan taman belajar. Tempatnya bersebelahan dengan kuburan. Setiap hari puluhan anak jalanan dan anak kampung kurang mampu belajar di taman belajar tersebut. Pelajaranya mulai dari membaca Alquran hingga belajar bahasa Inggris dan pelajaran sekolah pada umumnya.

Mantan preman ini menjadi agen perubahan. Banyak anak-anak terbantu berkat taman belajar yang didirikan Husin. Ketulusannya membantu warga, membuat Husin mendapat kepercayaan dari sejumlah yayasan untuk menyalurkan bantuan ekonomi dan pendidikan kepada warga miskin di kampungnya.

Pria yang menjabat ketua RT ini juga merelakan rumahnya dibangun menjadi MCK umum. Dia lebih memilih tinggal di gubuk sederhana berukuran 2 x 3 meter persegi.

Bagi bapak 4 anak ini tidak ada artinya tinggal di rumah bagus, namun warga di sekelilingnya masih banyak yang mengalami kesulitan hidup. Cita-cita Husin sederhana. Dia hanya ingin melihat anak didiknya bisa meraih sukses. (Frd/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.