Sukses

[VIDEO] Demo Tolak BBM Naik, Mahasiswa UKI Blokade Jalan Sutoyo

Dalam aksinya, Mahasiswa UKI memblokade jalan Letjen Sutoyo dengan membakar ban bekas.

Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi mulai menggema di Jakarta. Namun aksi yang sebelumnya berlangsung damai, kini berubah anarkis dan mengganggu kepentingan masyakarat.

Tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (15/6/2013) dini hari memberitakan, para mahasiswa UKI menggelar aksinya dengan membakar ban bekas di Jalan Mayjen Sutoyo, depan Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, pada Jumat 14 Juni petang. Tentu saja aksi mereka mengganggu arus lalu lintas terlebih dilakukan saat pulang kerja dan pada akhir pekan. Upaya polisi memadamkan api sempat diprotes pendemo.

Menjelang malam, ulah pendemo makin beringas. Mereka tak hanya membakar ban tapi juga melempari polisi dengan batu dan benda keras lainnya. Polisi pun menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa yang sebagian besar mahasiswa tersebut.

Tembakan gas air mata ternyata tak membuat mahasiswa gentar. Bukannya mundur, mereka malah terus merangsek ke tengah jalan yang masih dipadati kendaraan. Bahkan sebuah bus berplat merah di sandera mahasiswa.

Seorang perwira menengah polisi yang hendak mengajak dialog mahasiswa juga menjadi korban. Kepalanya terkena lemparan batu dan mengalami luka-luka sehingga harus dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan taksi.

Aksi serupa juga dilakukan mahasiswa Universitas Borobudur juga berunjuk rasa di Jalan Raya Kali Malang, Jakarta Timur. Aksi ini juga mengganggu aktivitas warga karena para mahasiswa memblokade jalan dengan membakar ban bekas. Upaya polisi membuka blokade jalan justru berakhir dengan adu mulut dan saling dorong.

Akibat aksi ini, jalan Kali Malang yang selama ini mengalami macet kian bertambah parah kemacetannya.

Penolakan tak hanya dilakukan mahasiswa, sejumlah pendemo yang menamakan dirinya dari Aliansi Buruh Jakarta juga beraksi dengan menggeruduk Kantor Pusat Pertamina di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Lantaran telah mengganggu arus lalu lintas, polisi membubarkan aksi tersebut. Namun pendemo tidak terima dan aksi saling dorong dengan pendemo tak terhindarkan. Meski begitu, massa akhirnya dapat dibubarkan polisi karena aksi ini tak memiliki izin dari pihak kepolisian. (Ali/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini