Sukses

4 Alasan Buruh Tolak Kenaikan BBM dan BLSM

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Kenaikan itu dirasa sangat merugikan buruh.

Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, sedikitnya ada 4 alasan yang membuat buruh menolak kenaikan harga BBM yang sangat merugikan kaum buruh. Pertama, dengan harga BBM naik sebesar Rp 2.000, daya beli buruh turun 30%. Hal itu juga berdampak pada kenaikan harga sewa rumah sebesar Rp 100 ribu, naiknya biaya transportasi, harga barang, termasuk inflasi yang diperkirakan naik hingga 17 persen.

"Artinya, kenaikan upah tahun lalu naik sebesar 30% jadi percuma. Artinya buruh hidup di masa kini upah masa lalu," kata Said di Hotel Mega Pro, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2013).

Untuk BLSM, buruh menilai solusi dari pemerintah itu hanya diperuntukkan untuk rakyat miskin. Sedangkan, buruh bukan rakyat miskin dan BLSM bukan bantuan untuk buruh.

"Ada 44 juta buruh formal dan ini bukan sesuatu yang mudah menerima kenaikan harga BBM. Ini jelas akan membuat buruh menjadi miskin lagi," ujar Said.

Alasan kedua, saat ini buruh juga sedang memperjuangkan jaminan kesehatan masyarakat yang seharusnya dapat terwujud secara serentak pada Januari 2014. Namun, pemerintah tetap memilih menjalankan program itu secara bertahap hingga 2019.

"Lalu ke mana subsidi itu dialihkan. Seharusnya jalankan dulu jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat. Termasuk untuk buruh honorer. Negara apa seperti ini? Pengalihan subsidi saja nggak jelas," lanjutnya.

Ketiga, sambung Said, pengalihan subsidi sebesar Rp 25 triliun tidak ada yang digunakan untuk transportasi publik atau rumah buruh. Pemerintah tidak pernah tegas menyatakan akan ke mana pengalihan subsidi itu.

"Tidak ada pemerintah mengatakan, pengalihan ini akan digunakan untuk pengadaan transportasi umum dan rumah buruh. Jadi tidak ada kesejahteraan. Tetap saja miskin," paparnya.

Terakhir, buruh menolak keras strategi pemberian BLSM jelang pemilu. Sebab, orientasinya pasti politik. "Jadi bohong pengalihan subsidi berorientasi untuk menjaga daya beli rakyat tapi lebih orientasi pencitraan kemenangan parpol tertentu," imbuhnya.

Karena itu, tegas Iqbal, KSPI sangat menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. "Sikap KSPI jelas, kami menolak tegas kenaikan harga BBM bersubsidi," tandas Said. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini