Sukses

Heboh Skandal Seks dan Narkoba Deplu AS Era Hillary Clinton

Skandal baru yang berpotensi mencoreng nama baik Nyonya Clinton kini terkuak. Justru dari internal departemennya.

Reputasi Hillary Clinton yang cemerlang sebagai mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kembali terancam ternoda noktah hitam. Setelah dianggap bertanggung jawab atas penyerangan misi diplomatik AS di Benghazi, Libya, September 2012, skandal baru kini terkuak. Justru dari internal departemennya.

Seperti dikabarkan CNN, Rabu (12/6/2013), Deplu pada era Nyonya Clinton dianggap gagal menangani dugaan para pejabatnya yang "nakal" -- yang melibatkan prostitusi, jaringan obat terlarang, juga kasus penyerangan. Demikian terungkap dalam memo internal dari Kantor Inspektorat Jenderal Deplu yang bocor.

Waktu terjadinya segala dugaan maksiat dan pelanggaran hukum yang bertepatan dengan masa kepemimpinan Clinton, berpotensi menodai rekam jejak mantan Ibu Negara AS itu.

Memo tersebut diduga ditulis Dubes Larry Dinger, yang mendeskripsikan sejumlah informasi yang beredar luas dalam obrolan internal Deplu.

"Terkadang informasi berasal dari satu atau lebih banyak agen yang mengetahui keberadan kasus dari para kolega di bilik kerja, yang bisa menjadi lingkungan kolegial," demikian cuplikan memo tersebut.

1. Dubes pergi ke taman mesum

CNN yang mendapatkan dokumen rahasia dari pengacara penguak kasus (whistleblower) -- yang adalah mantan penyelidik senior inspektorat jenderal merinci sejumlah tuduhan yang amat serius.

Yang pertama, seorang Dubes AS aktif, "secara rutin menyingkirkan detail keamanan protektif, untuk mendapatkan layanan seksual, dari PSK maupun anak di bawah umur," demikian tertera dalam memo. Skandal itu diketahui oleh pihak Itjen.

Saat pihak keamanan diplomatik ingin menyelidikinya, disebut bahwa Deputi Menlu AS Bidang Manajemen Patrick Kennedy diduga memerintahkan agar para investigator, "tak membuka penyelidikan resmi".

Seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan  itu membeberkan, bahwa detil Pak Dubes tersebut sudah dilaporkan ke pihak inspektorat -- menyebut ia meninggalkan rumah dinas tanpa pemberitahuan.

Kemudian saat dikuntit, ia diketahui pergi ke sebuah taman yang terkenal menjadi tempat kegiatan prostitusi. Namun, tak ada informasi maupun bukti bahwa ia melakukan hal mesum di sana.

Saat dikonfirmasi, Dubes, yang tak nama dan tempatnya bertugas tak dipublikasikan, membantah tuduhan itu. Dengan menyebutnya, "tak berdasar".

Ketika dipanggil ke Washington untuk ditanyai, ia bersikukuh tak melakukan kesalahan -- demikian menurut sumber. Ia berdalih, kala itu sedang bertengkar dengan istrinya, butuh udara segar, dan pergi untuk jalan-jalan di taman.

Menanggapi isu tersebut, Patrick Kennedy dalam pernyataannya Selasa kemarin mengatakan, adalah tanggung jawabnya, "untuk memastikan departemen dan seluruh stafnya -- tak pandang bulu apa kedudukannya -- harus memenuhi standar tertinggi."

"Saya tak pernah dan tak akan mengintervensi sebuah investigasi apapun," tegas dia.

2. Pelecehan seksual di Beirut

Skandal kedua, pejabat keamanan Deplu AS di Beirut diduga "melakukan pelecehan seksual" terhadap warga negara asing yang bekerja sebagai pasukan pengaman Kedubes.

Pejabat keamanan, Kantor Inspektur Jenderal mengatakan, orang yang sama juga diduga terlibat dalam kasus senada saat ditugaskan di Baghdad, Irak, juga kemungkinan saat di Khartoum dan Monrovia.

"Memo menyebut, penyidik inspektorat yang pergi ke Beirut untuk melakukan penyelidikan, tak diberi cukup waktu untuk menyelesaikan kewajibannya."

3. Pengawal Clinton menyewa PSK

Isu serius ketiga yang terkuak bahkan diduga melibatkan para pengawal Hillary Clinton, yang bertugas melindungi Bu Menlu dalam kunjungan ke luar negeri.

Seorang pengawal diduga, "berhubungan dengan PSK saat perjalanan dinas ke luar negeri. Agen inspektorat yang ditugaskan menyimpulkan, "masalah prostitusi sudah jadi wabah."

4. Jaringan narkoba bawah tanah

Di Irak, sebuah "jaringan narkoba bawah tanah" diduga beroperasi di dekat Kedubes AS di Baghdad. Tak cuma itu, mereka juga diduga "menyuplai" narkotika ke kontraktor pertahanan Deplu AS. Namun, disebutkan, agen yang dikirim untuk menyelidiki tuduhan itu dihalang-halangi dalam melakukan tugasnya.

Segala tuduhan kali pertamanya terkuak ke publik, dalam laporan yang disiarkan CBS.

Bantahan Deplu AS dan Hillary Clinton

Sebagai pihak terduga, Deplu AS membantah semua tuduhan tersebut. "Kami hanya menerima mereka yang memenuhi standar tertinggi sebagai karyawan," kata Juru Bicara Deplu AS Jen Psaki, Senin 10 Juni 2013.

"Kami memperlakukan segala dugaan pelanggaran secara serius dan menginvestigasinya dengan sungguh-sungguh. Semua kasus yang disebut dalam laporan CBS telah dan sedang diselidiki. Deplu akan terus melakukan tindakan."

Psaki mengakui, dari sejumlah kasus yang diselidiki, ada yang terbuka dan tertutup -- sengaja dirahasiakan. Meski tak mau menyebut mana yang masuk dua kategori tersebut.

Sementara pada hari berikutnya, giliran juru bicara Hillary Clinton, Nicholas Merrill yang angkat bicara. Menyebut bahwa Clinton sama sekali tak mengetahui investigasi terhadap kasus-kasus yang disebutkan dalam bocoran memo, termasuk yang melibatkan pengawal pribadinya yang melakukan tindakan tak semestinya dengan menyewa PSK.

"Kami baru mengetahuinya dari media," kata dia kepada CNN.

Namun, penjelasan itu dianggap belum cukup. Ketua Komite Urusan Luar Negeri dari Partai Republik, Ed Royce telah meminta stafnya memulai investigasi tuduhan itu. Ia juga mengirim surat khusus pada Menlu AS saat ini, John Kerry. Menuntut penjelasan.

"Dugaan bahwa salah satu atau semua kasus tersebut tidak diusut tuntas oleh Deplu, tidak dapat diterima," tulis Royce dalam suratnya kepada Kerry. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini