Sukses

Rieke Diah Pitaloka: Dana BLSM dari Utang Luar Negeri

Menurut Rieke, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara paling terbebani oleh pembayaran utang luar negeri.

Politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka menduga sumber dana yang akan digunakan pemerintah untuk menjalankan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berasal dari utang luar negeri. Bila kabar itu benar, maka beban utang luar negeri akan semakin bertambah.

"Kita mendapatkan kabar dari beberapa ekonom bahwa BLT atau BLSM kalau jadi dijalankan, sumber dananya dari utang luar negeri," kata Rieke di Komplek Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Menurut Rieke, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara paling terbebani pembayaran utang luar negeri. Bunganya per tahun bisa mencapai Rp 113 triliun. "Itu 3 kali anggaran pendidikan dan berapa kali anggaran kesehatan," ujar mantan calon Gubernur Jawa Barat ini.

Sehingga, menurut Rieke, berdasarkan intruksi Dewan Pimpinan Pusat, PDIP secara tegas menolak kenaikan BBM beserta kompensasinya. Penolakan itu, kata Rieke, bukan berdasarkan PDIP adalah partai opisisi. "Justru dampak kenaikan BBM itu tidak melihat ini partainya mana," ucapnya.

Bagi Rieke, menjelang Pemilu 2014 situasi politik tidak memungkinkan untuk bicara kenaikan BBM hanya berhubungan dengan masalah ekonomi. Yang perlu diwaspadai, apakah betul BBM harus naik.

"Kalaupun naik betulkah uangnya untuk rakyat atau untuk pemenangan politik di tahun 2014," tegasnya.

Pemerintah berharap kenaikan harga BBM subsidi jenis premium dan solar paling lambat diberlakukan 17 Juni 2013. Rencananya harga premium akan naik Rp Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter.

Saat ini harga kedua jenis BBM tersebut Rp 4.500 per liter. Untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan harga BBM, pemerintah akan memberikan kompensasi berupa BLSM. Biaya kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi yang dianggarkan pemerintah dalam RAPBN-Perubahan 2013, adalah sebesar Rp 29,6 triliun untuk 5 paket kebijakan. (Ism/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.