Sukses

Putra Mega: Taufiq Kiemas Berpulang Secara Cepat dan `Gaib`

Berawal dari lelah setelah melaksanakan tugas negara di Ende dalam peringatan hari lahir Pancasila,"

Liang lahat berisi peti jenazah Taufiq Kiemas telah ditutup. Karangan bunga di letakkan di atasnya, pertama oleh Presiden SBY selaku inspektur upacara disusul istri almarhum, Megawati Soekarnoputri.

Setelah SBY menyampaikan pidato pelepasan, giliran pihak keluarga yang menyampaikan sambutan. Diwakili Mohammad Rizki Pratama, putra pertama Megawati dari suami terdahulu, Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro yang hilang saat suatu tugas militer tahun 1970.

"Terimakasih pada pemerintah atas penghormatan dan bela sungkawa pada ayahanda kami yang telah dipanggil Allah," kata Rizki mengawali sambutannya di TMP Kalibata, Minggu (9/6/2013).

Dia menambahkan, Taufiq Kiemas menghembuskan nafas terakhir setelah selama beberapa hari dirawat di General Hospital, Singapura.

Menurut Rizki kepergian Taufiq terjadi secara cepat. "Segala sesuatu berjalan gaib, berawal dari lelah setelah melaksanakan tugas negara di Ende dalam peringatan hari lahir Pancasila," kata dia.

Hingga hidupnya paripurna, Taufiq tak mengenal kata tugas akhir. "Karena begitu besar cinta beliau pada RI," kata Rizki. "Bentuk konsistensi beliau melaksanakan Pancasila melalui 4 Pilar Kebangsaan. Kami juga diajarkan untuk menggali terus sejarah bangsa."

Di mata putra dan putrinya, Taufiq Kiemas adalah sosok tak kenal menyerah. "Membuka pintu silaturahmi dengan siapapun, tak membedakan suku, status sosial. Bagi Pak Taufiq Kiemas, kebhinnekaan adalah kenyataan yang membumi."

Rizki tak lupa, atas nama kelaurga, memohonkan maaf atas kesalahan yang diperbuat Taufiq Kiemas. Baik sengaja maupun tak sengaja. "Bapak sosok pemaaf dan jadi harapan baru di tengah betapa rumitnya persoalan."

Taufiq Kiemas meninggal dunia di Singapura pada pukul 19.05 waktu setempat atau 18.05 WIB. Taufiq dirawat di salah satu rumah sakit di Negeri Singa itu akibat kelelahan setelah menjalankan tugas Negara pada 1 Juni 2013 di Ende, Nusa Tenggara Timur, dalam rangka memperingati kelahiran Pancasila. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.