Sukses

Rainbow Warriors, Cerita Kapal 3 Generasi

Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, yang tengah sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ternyata bukan kapal generasi pertama, mela

Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, yang sudah berlabuh sejak Kamis 6 Juni lalu, untuk menyuarakan pada masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati serta lingkungan, ternyata bukan kapal generasi pertama, melainkan generasi ketiga.

Rainbow Warrior generasi pertama dibangun pada 1955, yang merupakan kapal bermesin diesel listrik pertama yang dibuat Inggris. Kapal tersebut pertama kali mengarungi lautan untuk kampanye Greenpeace pada 29 April 1978.

"Pada saat itu misi awalnya adalah menghadapi perburuan paus ilegal yang semakin menjadi-jadi," terang perwakilan Greenpeace Indonesia, Rahma Shofiana atau biasa dipanggil Ana, kepada Liputan6.com, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (8/6/2013).

Menurut Ana, Rainbow Warrior generasi pertama memiliki kisah unik yang melegenda. "Kapal itu pernah dibom oleh agen rahasia Prancis," ceritanya.

Ana pun menceritakan kisah itu secara runut. "Waktu itu 10 Juli 1985. Rainbow Warrior sedang berlabuh di Auckland, Selandia Baru. Misinya saat itu adalah menghadapi rencana uji coba nuklir Prancis di Atol Moruroa," katanya.

Sebelum misi berhasil dijalankan, lanjut Ana, agen rahasia Prancis diam-diam melakukan manuver. "Mereka menanamkan 2 bom yang akhirnya meledak, satu ditempatkan di baling-baling serta satu lagi di dinding luar ruang mesin, dan menenggelamkan Rainbow Warrior. Dari kejadian itu, 1 awak kapal menjadi korban meninggal dunia," paparnya.

Awalnya, Prancis menampik melakukan operasi tersebut. Namun, Perdana Menteri Prancis pada saat itu, Laurent Fabius, mengakui keterlibatan negara tersebut dan memberikan penjelasan bahwa pemboman dilakukan oleh Agen DGSE (dinas rahasia Prancis).

Selanjutnya, Rainbow Warrior yang sudah 'terluka' parah, diistirahatkan di Teluk Matauri, Kepulauan Cavalli, Selandia Baru. "Anda tidak bisa menenggelamkan pelangi. Setelah itu, Rainbow Warrior menjadi terumbu karang hidup, mengundang kehidupan bawah laut dan wisatawan penyelam," ucap Ana.

Setelah Rainbow Warrior generasi pertama dibebastugaskan, hadirlah Rainbow Warrior generasi kedua. "Generasi kedua pertama kali melakukan misinya pada 1989 sampai 2011. Kapal tersebut sukses mengakhiri program ujicoba nuklir Prancis dengan upaya tidak kenal lelah selama 22 tahun berkampanye terus menerus," jelas Ana.

Kisah menarik di Rainbow Warrior generasi kedua ini, ungkap Ana, terletak di masa pensiun kapal tersebut. "Kini, yang generasi kedua, berlabuh di Bangladesh. Meski dibilang sudah pensiun, tapi sebenarnya dia masih terus bekerja. Di sana, Rainbow Warrior terus melayani masyarakat menjadi rumah sakit terapung," imbuhnya.

Nah, untuk generasi ketiga dari Rainbow Warrior, kisahnya masih ditulis tiap hari. Salah satu kisahnya adalah berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, menyuarakan perlunya melindungi laut serta hutan Indonesia yang kaya.

"Salah satu kisah generasi ketiga ini, membantu operasi penyelamatan korban tsunami 2004 di Asia Tenggara, termasuk Aceh," tutur Ana.

Pada Jumat 7 Juni 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono melihat kapal milik Greenpeace ini. "Thank you all, thank you very much," ucap SBY kepada tim Greenpeace.

SBY juga menekankan bahwa aktivitas pecinta lingkungan ini semata-mata untuk generasi penerus bangsa nantinya. "Ini untuk cucu kita. Untuk anak cucu kita, untuk masa depan kita," ujar SBY. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini